Gawat, Saldo Rekening BPNT Milik 350 KPM di Kabupaten Tegal Kosong, DPRD: Sedang Kami Cari Penyebabnya

Gawat, Saldo Rekening BPNT Milik 350 KPM di Kabupaten Tegal Kosong, DPRD: Sedang Kami Cari Penyebabnya

Ketua Komisi IV Ahmad Jafar didampingi Wakil Ketua Komisi IV, Bintang Adi Prajamukti saat melakukan sidak di E-Warung Dukuh Bledo Desa Jatilaba, Kecamatan Pangkah.-Yeri Noveli-

SLAWI, radartegal.com - Ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Tegal, saldo rekeningnya kosong. Mereka pun tidak bisa mendapatkan BPNT dari pemerintah.

Saldo kosong terbanyak ditemukan di Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, dengan jumlah pemilik rekening 200 KPM.

Kemudian di Desa Jatilaba Kecamatan Pangkah sebanyak 100 KPM dan Desa Tonggara Kecamatan Kedungbanteng 50 KPM.

Hal ini diketahui saat Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah E-Warung yang sedang membagikan BPNT kepada KPM, Selasa 27 September 2022.

BACA JUGA:Nelayan Jateng Minta BBM Subsidi Jatahnya Tidak Bocor ke Masyarakat Lain

Sidak dipimpin Ketua Komisi IV Ahmad Jafar didampingi Wakil Ketua Komisi IV, Bintang Adi Prajamukti.

Dalam sidak, Komisi IV menemukan sejumlah kartu ATM milik para KPM yang saldonya kosong. Praktis, mereka tidak bisa mendapatkan BPNT.

"Hampir semua desa mengalami begitu, saldo ATM milik KPM kosong. Penyebabnya belum tahu pasti, ini sedang kami cari," kata Ahmad Jafar.

Dia mengungkapkan, saldo kosong terbanyak di Desa Balapulang Wetan Kecamatan Balapulang sebanyak 200 KPM. Kemudian di Desa Jatilaba Kecamatan Pangkah sebanyak 100 KPM dan Desa Tonggara Kecamatan Kedungbanteng 50 KPM.

BACA JUGA:Hasil Indonesia vs Curacao : Angka 3 Keramat, 2 Aparat Bawa Timnas Garuda Naik Peringkat

"Dan masih banyak lagi KPM yang saldonya kosong. Itu tersebar di Kabupaten Tegal," sambung Jafar.

Sementara, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal Bintang Adi Prajamukti mengatakan hal senada. 

Menurutnya, selain temuan saldo kosong, pihaknya juga menjumpai beberapa masalah lainnya. Termasuk harga beras yang berbeda.

Sedangkan untuk kualitas komoditi, dipastikan bagus. Tidak ada yang rusak. 

Sumber: