Usaha Penyulingan Minyak Nilam di Sirampog Terkendala Bahan Baku

Usaha Penyulingan Minyak Nilam di Sirampog Terkendala Bahan Baku

Aktifitas disalah satu lokasi penyulingan belum berjalan normal seiring terhambatnya pasokan daun nilan sebagai bahan baku.-Teguh Supriyanto-

SIRAMPOG, radartegal.com - Usaha penyulingan minyak nilam di Desa Manggis Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes, saat ini belum dapat berproduksi secara maksimal. 

Hal itu terjadi karena pasokan pohon nilam sebagai bahan baku utama pembuatan minyak terhenti.

Muhaimin, seorang pemilik usaha penyulingan minyak di Desa Manggis mengaku terpaksa menunda produksi setelah tidak lagi mendapat pasokan bahan baku.

Menurut Muhaimin, dia biasa mendapat psokan bahan baku dari para petani nilam di wilayahnya.

"Sudah hampir dua pekan ini kita kesulitan mendapat bahan baku. Akibatnya untuk sementra kita menghentikan produksi. Padahal saat ini kulitas minyak nilam sedang bagus jika diproduksi," ungkapnya, Rabu 21 September 2022.

Dikatakan, tingginya rendemen biasanya diakibatkan curah hujan yang tidak terlalu tinggi sejak masa tanam hingga usia pertengahan menjelang masa petik. 

Tanaman nilam merupakan jenis herba dengan musim tanam mencapai 6 bulan lamanya, dengan 3 kali pemanenan. 

"Saat ini para petani masih menunggu usia petik, sehingga ketersediaan bahan baku untuk penyulingan masih belum tersedia," jelasnya.

Muhaimin menjelaskan, dalam mengolah tanaman nilam hingga menjadi minyak, dibutuhkan proses yang cukup panjang. 

Di mana setelah pohon di petik, perlu diakukan pengeringan terlebih dahulu sebelum memasuki tahapan penyuligan.

"Gampang-gampang susah tahapan memproduksi minyak nilam. Di antaranya, setelah dipanen selanjutnya dikeringkan melalui panas matahari hingga kering dan ke proses penyulingan," jelasnya.

Kondisi kesulitan bahan baku seperti yang terjadi saat ini menurut dia, akan berakhir menjelang Oktober hingga Desember seiring dengan tibanya masa panen. 

"Namun selama pemeliharaan ditengah intensitas hujan yang terlalu tinggi juga berisiko rusaknya tanaman aibat penyakit atau pembusukan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan produksi," kata Muhaimin.

Namun demikian, dirinya berharap cuaca tetap bersahabat sehingga baik petani, maupun pelaku usaha penyulingan bisa mendapat keuntunga. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: