Freeport Jiipe
--
Tidak semua lahan Jiipe untuk Freeport. Tapi lahan untuk hilirisasi produk Freeport itu luas sekali. Seluas 1 km2. Atau 100 hektare. Tahun depan, ketika proyek mencapai tahap puncak, sekitar 14.000 karyawan akan bekerja di situ.
Intinya, hilirisasi Freeport ini tidak lagi hanya gagasan atau keputusan. Sudah sedang dilaksanakan.
Keputusan hilirisasi semua produk tambang itu sebenarnya sudah diputuskan tahun 2008. Waktu itu Freeport sudah lebih ''maju'' dari sektor nikel atau bauksit. Setidaknya Freeport sudah mengolah tanah Papua yang dikeruk itu (ore) menjadi kondensat. Pengolahannya dilakukan di dekat Timika. Kondensat itu diekspor. Lewat pelabuhan Timika.
Waktu itu, nikel dan bauksit masih ekspor dalam bentuk tanah dan air (ore). Hanya sebagian kecil yang diolah oleh PT Antam.
Dunia nikel terus berusaha mengulur waktu, agar tetap dibolehkan ekspor ore. Pemerintah awalnya gentar. Takut kehilangan penghasilan devisa.
Kini setelah dipaksakan, hilirisasi nikel harus dicatat sebagai sukses besar. Meninggalkan Freeport.
Lalu giliran Freeport yang harus mengejar. Awalnya Freeport berusaha mengulur waktu. Agar tetap diizinkan ekspor dalam bentuk kondensat. Alasannya: Freeport kan sudah mengolah ore menjadi kondensat.
Dalam proses ore menjadi kondensat ini Freeport hanya mengambil sekitar 30 persennya. Sisanya ditinggal di Papua. Dalam bentuk limbah hasil cucian.
Setelah saham Freeport dikuasai Indonesia (51 persen) keputusan hilirisasi itu pindah ke tangan pemegang saham mayoritas.
Done!
Diputuskanlah hilirisasi 100 persen. Dilakukan di dalam negeri. Di Gresik. Di Jiipe.
Kawasan industri Jiipe ini milik dua kongsi: PT AKR Group (60 persen) dan BUMN Pelindo (40 persen). Tapi kepemilikan kawasan pelabuhannya dibalik: Pelindo 60 persen, AKR 40 persen.
Kini sudah banyak industri yang masuk ke Jiipe. Sari Roti pun sudah punya pabrik di sana. Saya baru tahu bahwa Sari Roti itu perusahaan Jepang. Berkongsi dengan Salim Group.
Bank Indonesia juga akan membangun gedung di sini: lahannya 17 hektare. Grup Djarum pun sudah masuk. Mungkin untuk masa depan industri elektroniknya yang maju pesat.
"Dengan adanya bahan baku seperti emas, tembaga, dan perak di sini, pabrik-pabrik yang terkait bahan baku itu baiknya ke sini," ujar Naresh Anchalia, direktur operasi Jiipe. Ke hilirnya banyak sekali turunannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: