Ritme Putin
Daging sapi di Amerika naik 11 persen. Chicken wings naik 38 persen. Dada naik 24 persen. Chicken drumstick –saya pernah order chicken leg ternyata penjaga counter fast food di Amerika tidak mengerti– naik 12 persen. Dan hot dog ayam naik 15 persen.
Hanya daging babi yang naiknya hanya 5 persen. Sedang hasil pertanian seperti tomat dan avokad hanya naik sedikit.
"Anda bisa lihat di media. Kepentingan masyarakat menurun. Dampaknya akan pada opini publik. Lalu berdampak pula ke politisi seperti kita," kata Linde.
Waktu di Turkmenistan itu Putin tetap optimistis bisa mengalahkan Ukraina dan Barat. Ia juga masih punya keinginan untuk menjatuhkan pemimpin Ukraina itu: Zelenskyy. Bukan karena Zelenskyy telah tega membantah klaim Presiden Jokowi soal "pesan kepada Putin".
Seperti ditulis Kompas, Zelenskyy tidak punya pesan apa pun untuk disampaikan ke Putin. Presiden Jokowi memang menemui Zelenskyy di Kiev pekan lalu dan menemui Putin di Moskow keesokan harinya.
Di mata Putin, Zelenskyy hanyalah boneka Barat.
Apakah Barat akan terus membantu Ukraina? Tentu. Kadarnya yang tidak sama. Yang kelihatan masih solid adalah Amerika.
Setelah pertemuan NATO di Spanyol pekan lalu Presiden Joe Biden tidak khawatir kehilangan dukungan rakyat Amerika. Ia justru menyiapkan mental rakyatnya untuk lebih tahan bantingan.
"Kita harus siap dengan harga bensin yang tinggi lebih lama lagi," ujar Biden. "Sampai Ukraina memenangkan perang," tambahnya.
Biden mengakui bahwa kenaikan harga-harga ini akibat sanksi yang dijatuhkannya kepada Rusia.
Berapa lama harga tinggi itu bisa diterima oleh rakyat?
"Selama masih harus tinggi," ujar Biden. "Rusia tidak boleh mengalahkan Ukraina dan negara-negara di belakang Ukraina," katanya. "Kita harus memperkuat NATO," tambahnya.
Perkuatan NATO itulah yang bikin Putin menyerang Ukraina. Itu dianggap ancaman nyata bagi Rusia. Apalagi kalau negara satu ranjangnya dulu, Ukraina, diterima sebagai anggota baru NATO.
Tentu banyak orang Amerika yang marah pada Biden. Harga BBM sekarang ini sudah di atas USD 5/galon. Lebih dua kali lipat dari masa pemerintahan Donald Trump.
"Harusnya Biden membuat Amerika mandiri energi," ujar pengamat di sana. "Bukalah semua tanah federal. Gali minyaknya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: