Bendera HTI Diamankan saat Deklarasi Anies Baswedan sebagai Presiden RI 2024 Polisi: Kami Selidiki
Sempat tegang karena adanya bendera mirip HTI, akhirnya massa kelompok ‘Majelis Sang Presiden Kami’ yang mendeklarasikan Anies Baswedan capres di Hotel Bidakara mengaku berlatarbelakang tidak biasa.
Para peserta ternyata terdiri dari eks HTI dan FPI sampai eks narapidana terorisme.
Kartono, yang mengaku eks narapidana teroris mengaku dukungan kepada Anies Baswedan karena ingin ada perubahan untuk Indonesia.
“Kita ingin nilai-nilai universal dari anak-anak Islam itu bisa dialokasikan di dalam kehidupan dalam bernegara,” ujarnya, Rabu (8/6).
“Kita sebagai seorang dai, seorang aktivis juga, segala upaya yang bisa mendukung untuk kebaikan akan kita dukung,” sambungnya.
Ia mengungkap, semua yang hadir dalam deklarasi Anies capres itu adalah relawan dari kelompok Islami.
“Kalau nanti ada lagi deklarasi di tempat lain, insya Allah kami akan hubungi teman-teman yang di sana mau atau tidak bergabung dengan mendeklarasikan Anies Baswedan," tambahnya.
Sementara itu, peserta lainnya, Alif Akbar mengaku sebagai eks HTI.
“Bapak ini dari eks napiter. Saya sendiri dari eks HTI. Ada juga sebagian dari simpatisan FPI,” ujarnya, Rabu (8/6).
Akan tetapi, Alif Akbar menegaskan bahwa mereka mewakili kelompok tersebut, tetapi sebagai perorangan.
Pihaknya berharap, deklarasi Anies capres ini bisa benar-benar terwujud.
“Kami berhadap umat Islam mengusung bapak Anies di periode 2024-2029 nanti untuk menjadi presiden berikutnya bangsa Indonesia,” ajaknya.
Alif Akbar juga mengaku tak masalah dengan masa lalu yang pernah tersandung tindak pidana terorisme.
Menurutnya, masyarakat Indonesia saat ini sudah cukup cerdas untuk memahami apa yang terjadi di Indonesia.
“Saya yakin apa yang sudah saya sampaikan tadi, insya Allah tidak ada masalah yang sifatnya perselisihan atau perbedaan pemahaman. Kita mendukung siapa saja sah-sah saja,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: