Bantah Fahri Gagal Pendidikan Bintara karena Diganti Titipan, Polisi Ungkap Hal Ini
Sebuah video yang menampilkan Fahri Fadilah tengah viral di media sosial. Dalam video itu, Fahri mengaku tak bisa mengikuti pendidikan calon siswa Bintara.
Fahri mengaku, saat mendekati waktu keberangkatan, nomor peserta miliknya digantikan oleh orang lain. Meskipun ia sebenarnya masuk ke dalam peringkat ke-35 dari 1.200 peserta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, Fahri tidak lolos lantaran mengalami buta warna parsial. Hal ini didasari dari hasil supervisi yang dilanjutkan pendalaman di RS Polri Kramat Jati.
"Kegiatan supervisi yang dilakukan terhadap para peserta yang sudah lulus kemudian supervisi yang dipimpin ketua tim menyebutkan yang bersangkutan tidak memenuhi syarat dengan temuan buta warna parsial," beber Zulpan.
Polda Metro Jaya membantah pengganti Fahri Fadilah Nur Rizki (21) untuk menjalani pendidikan Bintara merupakan calon siswa titipan.
Fahri diketahui tak bisa mengikuti pendidikan Bintara Polri meski menduduki peringkat 35 dari total 1.200 peserta. Usut punya usut, ternyata Fahri gugur lantaran mengalami buta warna parsial.
Karo SDM Polda Metro Jaya, Kombes Langgeng Purnomo menjelaskan, pergantian Fahri dilakukan melalui mekanisme dan petunjuk dari Mabes Polri yang mengikuti kuota didik calon siswa Bintara Polri.
"Tentang mekanisme pengganti itu berdasarkan petunjuk dari Polri, pertama terkait dengan kuota didik mengikuti pendidikan," kata Langgeng kepada wartawan, Senin, (30/5).
Langgeng menjelaskan, jika peserta calon siswa Bintara dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS), maka posisinya akan digeser oleh peserta lain yang peringkatnya berada di bawahnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan segala proses pergantian peserta dalam proses rekrutmen calon siswa Bintara Polri ini mengikuti prosedur yang ada dan diawasi secara ketat oleh tim pengawas.
"Apabila satu tidak memenuhi syarat, kemudian rangking di bawahnya naik. Mekanismenya dilakukan melalui sidang terbuka, prosesnya dilakukan sesuai prosedur dan melibatkan pengawas," pungkasnya.
Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setiobudi menyatakan, Fahri kemungkinan bisa lolos karena menghafal warna.
"Yang bersangkutan bisa lolos kenapa? Kemungkinan terbesar dia belajar tentang buta warna, dia menghafal melalui buku yang memang dijual bebas," ujar Didiet kepada wartawan.
Ia menyebut, buku pelajaran terkait buta warna dijual secara bebas di toko atau tempat khusus alat kesehatan seperti Kimia Farma. Sehingga bisa dibeli masyarakat luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: