Ceramah UAS Disebut Pengaruhi Anak Usia 17 Tahun di Singapura, Otoritas Tegas Menolak
Melalui kelompok ini, anak laki-laki itu memperoleh akses apa yang diyakininya sebagai konten eksklusif ISIS.
Dia juga kerap menonton video-video ceramah pro ISIS melalui Youtube. Ada beberapa ceramah yang diyakininya benar.
Termasuk ceramah tentang jihad, mati syahid dan aksi bom bunuh diri di berbagai negara.
Setelah terungkap pada tahun 2017, Pemerintah Singapura berusaha menjauhkan bocah itu dari jalur radikal. Namun, dia tetap menjadi pendukung setia ISIS.
Upaya konseling yang dilakukan orang tua dan pemerintah tidak berhasil. Remaja itu terus percaya pada ISIS.
Bahkan, saat ISIS runtuh, dia bersedia membantu ISIS dalam upaya propaganda via online. Remaja itu bersedia melakukan kegiatan jika diminta oleh ISIS.
Akhirnya otoritas Singapura memutuskan untuk menahan remaja tersebut. Alasan penahanan demi kebaikan bocah itu sendiri. Sebab dia masih sangat muda dan diharapkan bisa berubah.
Selama dalam tahanan, remaja itu menjalani program rehabilitasi. Termasuk konseling agama dan psikologis.
Remaja itu juga diberikan hak kunjungan keluarga, melanjutkan studi selama berada dalam tahanan.
Dikutip dari Fajar.co.id, otoritas Singapura menyebut kasus remaja itu sebagai bahan pelajaran bahwa pemuda muslim di Singapura wajib memiliki guru agama yang kredibel. (ima/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: