Sindir Anies, Mazdjo Pray Sebut Formula E Lebih Banyak Drama daripada Kisah Nyatanya
Penyelenggaraan balapan mobil listrik atau Formula E yang akan digelar pada di Sirkuit Formula E Ancol, Jakarta Utara, 4 Juni mendatang, ikut dikomentari pegiat media sosial, Mazdjo Pray.
Mazdjo Pray bukan mengomentari kesiapan penyelenggaraannya, tapi hal-hal yang disebutnya drama. Karena justru drama-drama inilah yang banyak terjadi sejak awal rencana penyelenggaraannya.
"Akal-akalan formula E ini sudah gamblang di depan mata. Buat siapa saja yang mau menggunakan akal warasnya, saya bisa sebutkan mulai dari rencana sampai penjualan karcis yang memang diduga kuat lebih banyak drama daripada kisah nyatanya," ujar Mazdjo Pray, Selasa (24/5).
Dalam tayangan video yang diposting di Channel YouTube 2045 TV berjudul "Mazdjo Pray: TIPU-TIPU FORMULA E (OPOSISI 69 FM #126)" itu, Mazdjo mengungkap, salah satu praktek "akal-akalan" yang dimaksud. Yaitu soal sponsor dari ajang balap mobil listrik tersebut.
"Suatu saat penyelenggara Formula E pernah ditanya wartawan, apakah persiapan Formula E sudah dilaporkan ke Presiden. Dengan sombongnya ketua pelaksana ngomong, ngapain lapor, emang gue anaknya Jokowi?" kata Mazdjo.
Namun demikian, kata dia, belakangan Menteri BUMN Erick Thohir justru diminta untuk membantu sponsorship dari jalur BUMN. Ia juga menyebut banyak bukti konkret yang membuatnya bisa beranggapan bahwa persiapan ajang balapan ini kurang matang.
"Itu sama dengan proyek-proyek Anies yang lain, sampai dengan tinggal hitungan hari belum ada sponsorship yang sudi membiayai. Ini saja sudah kuat, bahwa Formula E itu hanya akal-akalan saja," tuturnya lagi.
Akal-akalan selanjutnya, kata Mazdjo Pray, yaitu soal target penonton. Menurutnya, saking tidak adanya persiapan teknis maupun pengetahuan penyelenggara soal animo penonton, maka jumlah penonton sampai harus dikoreksi beberapa kali.
"Awalnya target penonton adalah 90 ribu orang. Lalu BPK yang jadi bagiannpenting dari penjagaan event yang menggunakan dana masyarakat ini menemukan bahwa ini terlihat terlalu lebay. Masa target penonton sampai kelebihan bayar sih?" tuturnya.
Kemudian, lanjut Mazdjo, saat Jakpro mengajukan proposal untuk meminta modal daerah itu dengan target 90 ribu penonton, tidak diikuti kajian atau feasibility study.
"Inilah yang kemudian menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan, karena targetnya lebay," tuturnya.
Kemudian, lanjut Mazdjo Pray, BPK saat itu sudah memberikan rekomendasi untuk revisi mendalam, jika ingin ajang Formula E itu diselenggarakan di Jakarta.
"Uniknya, tiap jumpa pers target penonton dikurangi terus. Dari 90 ribu, sekarang tinggal 10 ribu, turun terus," tuturnya.
Kemudian soal tiket Formula E. Menurut Mazdjo, sejak awal orang sudah malas untuk menonton ajang balap ini. Namun menurut penyelenggara, tiket VIP sudah 70 persen terjual, diborong oleh WNA (Warga Negara Asing).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: