Reputasi Segalanya
Harga bahan baku minyak goreng tidak lagi murah. Maka harga Rp 14.000/liter tidak bisa lagi diturunkan. Pun lewat mekanisme pasar. Juga lewat mekanisme sapu jagat.
DMO dan DPO adalah mekanisme yang sudah sangat baik. Hanya perlu diawasi yang baik. Ditambah BLT bagi rakyat miskin. BLT minyak goreng.
Terima kasih krisis. Anda telah membuat rakyat tahu istilah-istilah seperti DMO dan DPO. Saya tidak perlu menulis kepanjangannya.
Hebatnya, DMO –keharusan untuk memenuhi jatah kebutuhan dalam negeri– minyak goreng ini bisa untuk swasta dan perorangan. Di batu bara DMO itu hanya untuk PLN. Maka menteri ESDM mestinya juga harus adil: DMO batu bara bisa untuk siapa saja yang memproduksi listrik bagi kepentingan dalam negeri.
Titip misi. Apa boleh buat.
Bisakah reputasi Presiden Jokowi segera pulih setelah sapu jagat dimasukkan kembali ke saku?
Petani sawit awalnya memuja Presiden Jokowi. Terutama atas kebijakan mendorong sertifikasi tanah 2 hektare milik petani sawit. Juga atas pemberian kredit kecil itu –meski sudah lima tahun plafon kreditnya tidak naik. Larangan ekspor sapu jagat kemarin telah membuat jasa sertifikasi itu tenggelam ke dasar kolam.
Dan kini kolam itu lagi dibersihkan. Pencabutan larangan ekspor CPO itu membuat keluhan petani sawit akan berakhir. Mestinya. Toh belum sangat telat.
Yang mengejutkan adalah perkembangan di sektor hukumnya: Lin Che Wei ditahan.
Nama ini pernah sangat terkenal di awal reformasi. Ia berada di barisan ''harapan baru dari generasi baru bangsa''.
Reputasi Lin Che Wei bisa disejajarkan dengan Kwik Kian Gie. Menang muda. Ganteng. Agak tambun.
Seperti Kwik, Che Wei sangat kritis. Terutama pada praktik bisnis yang tidak jujur. Ia pengkritik keras grup Lippo. Seperti juga Kwik. Che Wei sampai digugat Lippo lebih Rp 100 miliar.
Waktu itu Che Wei menganalisis gerakan grup konglomerat itu yang akan menguasai kembali Bank Lippo. Che Wei mampu mengumpulkan informasi dari dalam pasar modal.
Bank Lippo diambil alih pemerintah setelah krisis moneter 1998. Waktu itu Bank Lippo dianggap menggunakan dana talangan Bank Indonesia untuk grupnya sendiri. Sebesar Rp 450 miliar.
Akhirnya di tahun 2004 Bank Lippo ditebus oleh sebuah lembaga keuangan Eropa. Grup Lippo lewat PT Lippo E-net masih memegang saham 5,7 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: