Singapura Tuding UAS Sebarkan Paham Radikal, Ace Hasan Syadzily: Mereka Harus Buktikan Tuduhannya

Singapura Tuding UAS Sebarkan Paham Radikal, Ace Hasan Syadzily: Mereka Harus Buktikan Tuduhannya

Tindakan pengusiran Pemerintah Singapura terhadap penceramah kondang Ustaz Abdul Shomad (UAS) terus mendapat kecaman di Tanah Air. Banyak pihak yang menganggap pendeportasian UAS bukan peristiwa ecek-ecek atau biasa-biasa saja.

Kekinian Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily meminta Singapura membuktikan tudingan yang dialamatkan kepada UAS. Utamanya terhadap tuduhan UAS mengancam keselamatan negara, karena menyebarkan radikalisme.

Menurut Ace, pemerintah Singapura harus meluruskan apa saja isi ceramah UAS yang mengandung radikalisme. "Tentu harus diluruskan juga apa saja yang ceramah ceramahnya yang dinilai memang mengandung unsur radikalisme dan mengarah ke kekerasan atas nama agama," kata Ace seperti diberitakan Kantor Berita RMOLBanten.

Politisi Partai Golkar itu menyatakan bahwa pembuktian dan penjelasan dari Singapura diperlukan mengingat UAS mempunyai pengikut yang cukup besar di Indonesia.

"Apa yang disampaikan pemerintah Singapura harus dibuktikan karena bagaimanapun UAS juga memiliki pengikutnya yang cukup besar di Indonesia," ujarnya.

Ia berharap peristiwa UAS dideportasi dari Singapura tidak membuat hubungan diplomatik Indonesia dengan Singapura terganggu. Ia menilai setiap negara berhak menentukan kebijakannya.

Namun begitu, Ace tetap meminta alasan yang jelas dari pemerintah Singapura terkait penolakan UAS. Menurutnya, harus ada penjelaskan dengan alasan yang jelas.

"Namun tentu penjelasan dari pemerintah Singapura tentu kita harus dapat membuktikan terhadap tuduhan atau penjelasan yang mengatakan bahwa UAS tersebut memang dinilai memiliki pandangan yang bisa mendorong terhadap ekstremisme atau radikalisme," katanya.

Kementerian Dalam Negeri Singapura untuk Indonesia, mengungkapkan alasan UAS dideportasi. Singapura menganggap sosok penyiar agama itu pro ekstremisme dan bom bunuh diri.

UAS dianggap tidak bisa diterima oleh masyarakat Singapura yang cenderung multiras dan multiagama. (rmol/zul)

Sumber: