Tolak UAS, Singapura Trending di Twitter Indonesia, Warganet Terpecah

Tolak UAS, Singapura Trending di Twitter Indonesia, Warganet Terpecah

"Koruptor jahanam pada lari ke Singapura yg track rekord nya hitam , eh ulama yg disegani dan dihormati di negri ini malah di perlakukan kurang terpuji , trus dubes kita Disana itu ngapain ya????" cetusnya.

Di pihak lain, akun @Alexsmoked menyatakan "Terimakasih Singapura" atas penolakan terhadap UAS itu.

Akun @nenni_achir1 mengaitkan kasus ini kelompok 'kadrun'. 

"Singapura mungkin Ga terima ulama kadrun."

Sependapat, akun @VillianIyux mengklaim penolakan Singapura itu terkait dengan radikalisme.

"Bagus lah berarti pihak pemerintah singapura jeli kalo dia ustad radikal. Ngapain manggil2 dubes singapur kaya si ustad UAS orang hebat dan penting aja bagi NKRI."

Diketahui, UAS memberi dukungan terhadap pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019, salah satu ajang politik yang menegaskan polarisasi. Selain itu, video ceramahnya kerap ditanggapi sinis sejumlah pihak, termasuk soal salib yang dikaitkan dengan jin. 

Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo mengatakan polarisasi, yang populer dengan dikotomi cebong-kampret, tak akan hilang sekalipun Prabowo dan Sandiaga masuk koalisi Jokowi.

"Polarisasi politik di Indonesia bukan berdasarkan partai, atau berdasarkan tokoh. Jadi kalaupun tokohnya melebur, polarisasi tetap ada," kata dia, Rabu (23/12).

Polarisasi yang terjadi saat ini, lanjutnya, cenderung lebih emosional, saling mengklaim paling benar.

"Polarisasi di Indonesia itu polarisasi afektif yang berdasarkan perasaan, lebih emosional. Karena sudah terpolarisasi secara kelompok, identitas kelompok yang sudah dimunculkan akhirnya memproduksi terus menerus," tandasnya.

Sementara itu, sebelum mengalami penolakan di Singapura, kejadian deportasi rupanya pernah dialami pendakwah Ustaz Abdul Somad (UAS).

Hal itu terjadi pada tahun 2018 saat hendak memasuki negara tetangga Timor Leste.

Saat itu, otoritas pemerintah setempat langsung mengungkap alasan mengapa dirinya dideportasi atau dilarang masuk ke negara tersebut.

"Saya tanya orang Imigrasi (Timor Leste), kenapa saya tidak boleh masuk. 'Karena kami dapat kiriman'. 'Kenapa tidak dikasih tahu beberapa hari sebelum saya datang?' Kata mereka, 'kirimannya sejam lalu dari Jakarta bahwa ustaz adalah teroris'," kata UAS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: