Sebelum Singapura, UAS Pernah Dideportasi dari Timor Leste karena Ada Kabar Teroris
Sebelum mengalami penolakan di Singapura, kejadian deportasi rupanya pernah dialami pendakwah Ustaz Abdul Somad (UAS).
Hal itu terjadi pada tahun 2018 saat hendak memasuki negara tetangga Timor Leste.
Saat itu, otoritas pemerintah setempat langsung mengungkap alasan mengapa dirinya dideportasi atau dilarang masuk ke negara tersebut.
"Saya tanya orang Imigrasi (Timor Leste), kenapa saya tidak boleh masuk. 'Karena kami dapat kiriman'. 'Kenapa tidak dikasih tahu beberapa hari sebelum saya datang?' Kata mereka, 'kirimannya sejam lalu dari Jakarta bahwa ustaz adalah teroris'," kata UAS.
Berbeda dengan kejadian di Timor Leste, pada kejadian di Singapura Senin kemarin (16/5), dirinya belum mendapat penjelasan yang konkret dari pihak Keimigrasian Pemerintah Singapura.
Pasalnya, setelah melewati proses pemeriksaan dokumen persyaratan oleh pihak Imigrasi, UAS ditahan selama satu jam lebih, sementara istri, anak-anaknya, dan sahabatnya sudah diperbolehkan masuk namun akhirnya menunggu dia untuk dibebaskan.
"Keluarga rombongan ini sudah masuk selama satu jam di Singapura, sudah dapat izin masuk. Setelah itu barulah mereka (pihak imigrasi) datang menjemput mereka," ujar UAS dalam wawancara dengan TV One, Selasa malam (17/5).
"Ditariknya semua dan masuk lagi (tapi) dipisah. Saya di ruangan yang kecil, 6 keluarga saya berada di ruang yang besar. Tapi akhirnya kami setelah beberapa saat disatukan lagi baru pulang setelah verifikasi terakhir," sambungnya menjelaskan.
Namun, pada saat ia meminta penjelasan tentang alasan mereka mendeportasi dirinya beserta keluarga dan sahabatnya, justru belum ada penjelasan hingga hari ini.
"Kalau hanya karena tidak memenuhi syarat, jawabannya amat sangat umum. Itulah kenapa dalam pernyataan saya, perlu bagi saya sebagai warga meminta wakil-wakil saya di parlemen supaya bisa meminta penjelasan Dubes Singapura di Jakarta. Dan saya bukan gila hormat," tegasnya dikutip dari RMOL.id.
Hingga kini, UAS masih menunggu penjelasan konkret dari pemerintahan Singapura terkait perlakuan yang dia rasakan tidak baik, padahal ingin berlibur selama satu malam di sana.
Karena kejadian ini pula, ulama asal Pekanbaru ini teringat dengan kejadian serupa yang pernah dia alami di saat ingin menjalankan program dakwah di Timor Leste. (ima/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: