Jokowi ke Amerika, Ubedilah Sebut Ekspresi dan Langkah Ketakutan Presiden
Langkah Presiden Joko Widodo melewat ke Amerika Serikat rupanya mendapat sorotan dari banyak pihak. Salah satunya dari Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun.
Dia menganalisa, usaha Jokowi mencari dukungan kepada Negeri Paman Sam akan percuma, mengingat kiblat politik dan ekonomi Jokowi belakangan terpengaruh negara yang berseberangan secara ekstrem dengan Amerika Serikat, yakni China.
Lawatan yang dilakukan Jokowi dimaknai oleh sejumlah kalangan sebagai keterpaksaan yang harus dilakukan rezim untuk mencari dukungan dalam mencegah gejolak di dalam negeri.
"Iya, itu ekspresi dan langkah ketakutan Jokowi sehingga buru-buru ke Amerika. Sebab ia terlalu dekat dan sangat intensif dan terlalu percaya diri dengan bersandar pada negara yang secara ekstrem geopolitiknya berseberangan dengan Amerika Serikat," ujar Ubedilah, Rabu (11/5).
Dia memandang upaya-upaya menarik bantuan asing di luar negara yang selama ini berkongsi dekat dengan Indonesia, sebut saja China, akan sulit didapat Jokowi.
Termasuk dukungan dari salah satu negara barat yang dikunjungi Jokowi saat ini yang tengah dipimpin Joe Biden.
"Tentu saja Amerika Serikat sangat sulit untuk percaya lagi pada Jokowi. Dan apa yang terjadi di Sri Lanka harusnya menjadi warning keras untuk Jokowi," ujar Ubed menambahkan.
Menurutnya, adanya fenomena serupa yang terjadi di Sri Lanka potensi terjadi di Indonesia, seperti pembakaran kediaman Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa di Kota Kurunegala, hingga rumah pejabat tinggi negara.
Seperti dikutip dari RMOL.id, Ubed mengaku kerap mendengar banyak keluhan dari masyarakat terkait kondisi ekonomi, sosial, politik, hingga penegakan hukum yang tak lagi berpihak kepada masyarakat luas semasa periode kedua pemerintahan Jokowi. (ima/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: