Gelar Pakar Refly Harun Disorot, Budiman Sudjatmiko: Dia Gak Pinter Banget, Gak Bodoh Banget

Gelar Pakar Refly Harun Disorot, Budiman Sudjatmiko: Dia Gak Pinter Banget, Gak Bodoh Banget

Budiman Sudjatmiko mengaku mengenal pakar hukum tata negara, Refly Harun. Dia akui mengenalnya sewaktu kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Menurut politisi PDI Perjuangan itu, Refly Harun tidak pintar amat dan juga tidak bodoh bangat. "Saya kenal Refly sejak di UGM. Dia seperti saya: gak pinter banget, gak bodoh banget," kata Budiman melalui akun Twitter-nya, @budimandjatmiko, Ahad (8/5).

Budiman lalu menyinggung Refly Harun yang biasa disebut sebagai pakar. Maksudnya pakar hukum tata negara yang sering sebut oleh media. 

"Bedanya saya gak pernah dikasih status pakar. Dan itu sudah tepat. Karena manusia pas-pasan seperti kami, jangan dimanjakan dengan hal-hal seperti itu. Tak tiap orang siap kehilangannya," ujar Budiman. 

Budiman Sudjatmiko lalu berpesan agar setiap manusia harus siap jatuh, setelah capai puncak kesuksesan. Dia mengatakan oposisi harus jadi oposisi sejati karena itu pemenang sejati. 

"Jangan pernah naikkan orang yang tak pernah siap jatuh. Pemenang sejati itu bisa jadi oposisi sejati setelah kalah. Juga sebaliknya. Jika tidak saat jatuh ujung-ujungnya mereka jadi polutan udara. Anak-anak kita berhak menghirup udara pemikiran yang cerdas," kata Budiman. 

Sebelumnya, Refly Harun menyoroti langkah Presiden Jokowi yang melakukan salat Idul Fitri di Gedung Agung Yogyakarta, ketimbang di Masjid Istiqlal Jakarta. Sementara di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menggelar salat Idul Fitri di Jakarta International Stadium (JIS). 

Refly Harun tidak tahu pasti alasan Jokowi memilih Yogyakarta untuk salat Idul Fitri. Sebab biasanya, presiden selalu menggelar salat lebaran berjamaah di Istiqlal Jakarta.

Namun Refly akui punya analisis politik bahwa Jokowi takut kalah pamor dengan Anies Baswedan. "Sepertinya presiden takut kalah pamor dengan salat Ied di Jakarta International Stadium," kata Refly di chanel YouTubenya. 

"Saya mengatakan ada dua kemungkinan bahwa Shalat di Jogja itu setelah melihat perkembangan Jakarta International Stadium yang ternyata diperkirakan warga akan antusias salat di sana dan ini tentu akan mencoreng popularitas Presiden Jokowi, kalau seandainya orang atau Warga Jakarta lebih senang datang ke JIS ketimbang ke Istiqlal," ujar Refly Harun. (fin/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: