Perang Sarung Berujung Jatuhnya Korban, Pemuda di Tegal Deklarasikan Penolakan

Perang Sarung Berujung Jatuhnya Korban, Pemuda di Tegal Deklarasikan Penolakan

Perang sarung yang terjadi beberapa waktu silam hingga berujung pada jatuhnya korban jiwa, membuat keprihatinan sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) di Kabupaten Tegal. 

Karenanya, mereka menggelar deklarasi penolakan di Monumen GBN Slawi, Jumat (15/4) sore. 

Ketua GP Ansor Kecamatan Slawi Andika Mahendra usai deklarasi mengatakan, kegiatan itu merupakan gerakan murni dari seluruh organisasi kepemudaan untuk mengajak kepada generasi muda agar stop melakukan perang sarung. 

Itu, dilatarbelakangi keprihatinan dengan kejadian yang sempat menimbulkan korban jiwa. 

"Sebab, seharusnya bulan suci Ramadan dan sarung itu sendiri digunakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tetapi ternyata sarung digunakan untuk yang tidak semestinya," katanya. 

Andika mengatakan, pihaknya tidak ingin perang sarung menjadi tren di masyarakat Kabupaten Tegal. Karenanya, ke depan mengajak kepada masyarakat mengarahkan generasi muda masuk dalam organisasi kepemudaan yang melakukan kegiatan yang positif. 

"Deklarasi ini merupakan bagian awal untuk pencegahan terjadinya perang sarung. Ke depan kita mengajak kepada masyarakat agar mengarahkan generasi mudanya masuk di OKP yang siap menampung mereka," tandasnya. (muj/ima)

Sumber: