Bikin Kaget! Pengangguran di Brebes Ternyata Didominasi Laki-laki
Jumlah pengangguran di Kabupaten Brebes hingga akhir 2021 lalu terbilang cukup tinggi dengan dominasi laki-laki.
Dari data Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kabupaten Brebes mencatat ada 85.969 orang atau 9,78 persen.
Sementara untuk jumlah angkatan kerja Kabupaten Brebes tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Kota Semarang.
Apalagi, sejak pandemi Covid-19 atau tahun 2019, angka pengangguran di Kabupaten Brebes mengalami peningkatan. Tahun 2019 sebanyak 66.232 orang atau 7,39 persen, tahun 2020 menjadi 89.494 orang atau 9,83 persen.
Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Brebes tak sejalan dengan optimisme Pemkab Brebes terhadap Kawasan Industri Brebes (KIB).
Pasalnya, saat ini kebutuhan tenaga kerja di Kabupaten Brebes mayoritas adalah perempuan. Utamanya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri pabrik.
"Peluang pekerjaan sebenarnya banyak. Tapi memang peluang kerja untuk perempuan lebih banyak ketibang laki-laki," ujarnya.
Dijelaskannya, banyaknya pengangguran yang mayoritas laki-laki ini disebabkan salah satunya adalah mayoritas pabrik di Kabupaten Brebes membutuhkan tenaga perempuan.
Alasannya, perusahaan menganggap mereka (perempuan, Red) lebih teliti dan detail dalam bekerja di sektor industri garmen dan pabrik sepatu.
"Di Brebes sektor industri yang ada itu baru pabrik garmen dan sepatu, kemudian pabrik rokok. Jadi mereka lebih membutuhkan tenaga kerja perempuan karena dianggap lebih teliti saat bekerja," ungkap dia.
Ditambahkannya, komposisi untuk pekerja laki-laki yang kecipratan rezeki dengan adanya KIB masih di bawah 30 persen dari total tenaga kerja yang bekerja di pabrik.
Selebihnya, diisi oleh tenaga kerja perempuan yang berasal dari Kabupaten Brebes dan wilayah sekitarnya.
"Nah kondisi ini memicu masyarakat menganggap bahwa Pemkab Brebes tidak bisa memfasilitasi calon tenaga kerja laki-laki untuk mendapatkan pekerjaan di daerahnya. Selama ini masyarakat menganggap kami itu tidak memfasilitasi calon pekerja laki-laki," ucapnya.
"Dan karena memang yang hanya bisa bekerja itu perempuan dan komposisi tenaga kerja laki-laki belum sampai 30 persen. Makanya kami tengah berupaya agar komposisi tenaga kerja di KIB bisa 30 persen laki-laki dan 70 persen perempuan," pungkasnya. (ded/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: