Kelola Wisata di Waduk Logung, Penambang Pasir Ramai-ramai Alih Profesi

Kelola Wisata di Waduk Logung, Penambang Pasir Ramai-ramai Alih Profesi

Bendungan Logung yang berada di di perbatasan Desa Kandangmas dan Desa Tanjungrejo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus mampu mengangkat potensi desa untuk menjadi wisata. Warga yang dulunya bekerja menambang pasir pun beralih menjadi pelaku wisata.


Bendungan Logung mulai dibangun sejak 2014 dan diresmikan tahun 2018 itu memiliki pesona alam yang indah. Panorama bebukitan yang mengelilingi telaga, dapat memanjakan mata. 

Itulah yang kemudian menjadi magnet wisata yang dikembangkan masyarakat sekitar menjadi wisata, terutama Desa Kandangmas.

Ramidi, bagian keamanan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kandangas menuturkan bahwa Kandangmas saat ini telah dinobatkan sebagai desa wisata. Hal itu lantaran adanya Bendungan Logung di desanya.

“Alhamdulillah, saat ini karena ada Bendungan Logung yang ada di wilayah Kudus, masyarakat yang dulunya menambang pasir sekarang punya wisata,”ujarnya, Selasa (15/3).

Ditambahkannya, bukan hanya penambang pasir yang berpindah haluan menjadi pelaku wisata, juga masyarakat setempat mulai membuka usaha kuliner di sekitar lokasi wisata. Tentu, kondisi tersebut mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Sekarang ada yang membuka warung, ini sangat membantu masyarakat yang tadinya tidak ada penghasilan,” lanjutnya.

Bahkan, papar Ramidi, desa wisata yang terdorong karena Bendungan Logung juga mampu mengangkat potensi desa. Seperti UMKM gula merah, wisata alam, dan wisata reliji.

“Potensi Kandangmas ada gula merah, wisata reliji, ada juga Belik Kemadoh pemandangan bagus sekali,” imbuhnya.

Sementara, Ketua Pokdarwis Desa Kandangmas Sabari menyampaikan bahwa wisatawan dapat menikmati keindahan panorama Bendungan Logung dengan menaiki perahu atau speed boat.

“Kalau perahu Rp15 ribu sampai Rp17 ribu. Tapi kalau speed boat di antara Rp80 ribu sampai Rp90 ribu, itu bisa dinaiki 3 sampai 4 orang,” jelasnya.

Untuk jumlah wisatawan, Sabari menjelaskan, belum bisa dihitung secara pasti karena kondisi pandemi.

“Kalau sebelum pandemi bisa mencapai 1000 orang per hari, kalau sekarang naik-turun karena belum buka seratus persen karena pandemi,” ungkapnya.

Keberadaan Kandangmas sebagai desa wisata rintisan juga telah mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Sumber: