Respon Klaim Luhut, Adian Napitupulu: Kenapa Berbeda dengan Survei?

Respon Klaim Luhut, Adian Napitupulu: Kenapa Berbeda dengan Survei?

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan hingga Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan secara terang-terangan mengklaim sebagian rakyat Indonesia ingin Pemilu 2024 ditunda dan jabatan presiden diperpanjang.

Luhut mengklaim jika hal itu sudah melalui analisis big data. Namun, wacana penundaan Pemilu 2024 dan penambahan masa jabatan Presiden yang semakin santer digaungkan sejumlah pejabat itu direspon berbeda.

Sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) Adian Napitupulu ikut mempertanyakan argumentasi para pejabat yang melemparkan wacana tersebut.

"Kalau menurut Muhaimin dan Luhut Binsar Panjaitan, berdasarkan big data maka disimpulkan bahwa 60 persen rakyat setuju perpanjangan masa jabatan presiden dan 40 persen sisanya menolak. Kenapa hasilnya berbanding terbalik (dengan survei)?" tanya politikus PDIP ini. 

Kata dia, benarkah data itu dan keinginan menunda pemilu sesuai kehendak rakyat atau justru sebaliknya, hanya klaim sepihak dari para pejabat-pejabat itu.

"Sebenarnya perpanjangan masa jabatan presiden itu merupakan kehendak rakyat atau bukan? Bagaimana untuk mengetahuinya?" ujar Adian dalam keterangannya, Sabtu (12/3).

"Apakah melalui Partai Politik dengan perwakilan kursi di parlemen, melalui survei atau analisa big data? Atau hasil diskusi dengan beberapa petani dan beberapa pengusaha yang kebetulan sering ketiban cuan?" sambungnya.

Menurut Adian, apabila kehendak rakyat diukur dari suara partai berdasarkan kursi perwakilan di DPR yang menyerap aspirasi dari rakyat melalui seluruh struktur partai, maka kecil harapan perpanjangan masa jabatan presiden untuk disetujui oleh Parlemen.

Pasalnya, partai yang menolak menguasai mayoritas kursi dengan total 388 kursi sementara yang setuju hanya 187 kursi.

Sedangkan, jika alat ukur kehendak rakyat dicerminkan dari hasil survei, maka LSI Denny JA sudah mengeluarkan hasil survei dan terbukti bahwa 70,7 persen masyarakat menolak perpanjangan masa jabatan presiden, sementara 20,3 masyarakat menginginkan sebaliknya atau setuju perpanjangan masa jabatan seperti dikutip dari RMOL.id. (ima/rtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: