Strateginya Mirip Wahabi, Makmun Rasyid: Institusi TNI dan Polri Jadi Obyek Infiltrasi HTI
Institusi TNI/Polri tidak saja menjadi obyek infiltrasi kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), tetapi juga kelompok Salafi-Wahabi.
"Strategi keduanya mirip. Tapi tidak sama dan tujuannya juga berbeda," ujar Pengurus Harian Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI Muhammad Makmun Rasyid di Jakarta pada Kamis (9/3).
Dia menjelaskan HTI menjadikan thalabun nusrah (memperoleh pertolongan, Red) ada pada tahapan kedua dalam aktivitas gerakan politiknya.
Tahap ini disebut bagian dari tahapan tafa'ul (aktivitas interaksi, Red).
"Tahapan ini bagian dari metode. Istilah HTI-nya thariqah, yang wajib diikuti oleh semua simpatisan maupun anggota yang telah dibaiat," imbuhnya.
Pencarian untuk mendapatkan perolehan dukungan ini agar orang-orang yang memiliki kemampuan memberikan pertolongan menjadi bekal dalam mencapai tahapan ketiga. Yaitu pengambilalihan kekuasaan.
"Kekuasaan ini didapati dengan segala macam cara dan upaya. Sekalipun memperolehnya dengan status negatif," tukas Makmun Rasyid.
Dalam melakukan infiltrasi, HTI mengaplikasikan thalabun nusrah dengan beberapa tahap.
Salah satunya, sebagai upaya mencari perlindungan (thalabul himayah). Ini bertujuan proses "menghipnotis" masyarakat agar tergerak dan bergabung dalam memperjuangkan Khilafah Islamiyah.
Dikutip dari Fin.co.id, heboh paham Wahabi/Salafi menyusup ke tubuh TNI/Polri dan sejumlah lembaga negara, kembali ramai diperbincangkan publik.
Terlebih, setelah muncul kesaksian dari mantan ustaz Wahabi/Salafi asal Gorontalo bernama Ustaz Rubianto Ibrohim.
Dia membongkar adanya pengikut Wahabi/Salafi yang telah menyusup ke institusi Polri dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Paham Wahabi/Salafi ini dinilai Ustaz Rubianto Ibrohim berbahaya bagi Indonesia. Karena paham tersebut mengajarkan kebencian terhadap orang lain yang berbeda keyakinan.
Contoh kasusnya sudah pernah terjadi. Yakni di Masjid Al-Badar Pussenif TNI Kodiklatad, Bandung. (ima/rtc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: