Pelaku Perjalanan Tak Lagi Perlu Swab dan PCR, MUI Minta Saf Salat Dirapatkan Lagi

Pelaku Perjalanan Tak Lagi Perlu Swab dan PCR, MUI Minta Saf Salat Dirapatkan Lagi

Setelah pemerintah menghapus aturan swab antigen dan PCR untuk pelaku perjalanan dengan moda transportasi darat, laut, dan udara, MUI juga meminta saf salat berjamaah di masjid dan musala dirapatkan lagi.

Selain itu, aktivitas pengajian di masjid dan perkantoran pun sudah bisa kembali dilaksanakan secara normal. Ketua Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh meminta agar saf sholat berjemaah kembali dirapatkan.

Menurut Ustaz Niam, merapatkan kembali saf sholat berjemaah dilakukan karena tren kasus Covid-19 mulai menurun.

“Fatwa tentang kebolehan perenggangan saf ketika sholat itu merupakan rukhshah atau dispensasi, karena ada udzur mencegah penularan wabah,” kata Ustadz Asrorun Niam Sholeh kepada wartawan, Rabu (9/3).

“Dengan melandainya kasus serta adanya pelonggaran aktivitas sosial, termasuk aturan jaga jarak di dalam aktivitas publik, maka udzur yang menjadi dasar adanya dispensasi sudah hilang,” imbuhnya.

Namun Niam mewanti-wanti satu hal. Dia mengimbau agar umat Islam di Indonesia tetap menjaga kesehatan.

“Dengan demikian, salat jemaah kembali pada aturan semula, dirapatkan. Merapatkan saf saat berjamaah dengan tetap menjaga kesehatan,” ucapnya.

Lebih lanjut Niam melihat aktivitas pengajian di masjid dan perkantoran juga bisa kembali dilaksanakan. Terlebih, sebut dia, tak lama lagi akan memasuki bulan Ramadhan.

“Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Untuk itu umat Islam perlu mempersiapkan diri lahir batin sebaik-baiknya,” katanya.

“Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah dan syiar keagamaan serta membangun solidaritas sosial. Kita optimalkan syiar tetapi tetap waspada dan disiplin menjaga kesehatan,” jelasnya lagi.

Niam di awal keterangannya menyinggung tentang Surat Edaran (SE) Kemenhub Nomor 25 Tahun 2022 tentang Aturan Kapasitas Penumpang Transportasi Umum.

Seperti diketahui, merujuk SE Kemenhub 25/2022 itu tempat duduk penumpang di KRL sudah tidak lagi diberi jarak.

Setelah itu barulah Niam berbicara soal saf salat berjemaah. Dia menilai saf salat jemaah bisa kembali dirapatkan. (pojoksatu/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: