61 Rumah di Desa Dermasuci Rusak Akibat Tanah Gerak, Lokasi Relokasi Disiapkan Sejak 2017

61 Rumah di Desa Dermasuci Rusak Akibat Tanah Gerak, Lokasi Relokasi Disiapkan Sejak 2017

Pergerakan tanah yang berakibat pada rusaknya sejumlah bangunan rumah dan infrastruktur perdesaan di Desa Dermasuci Kecamatan Pangkah sudah menjadi siklus yang berulang manakala terjadi curah hujan tinggi dan berlangsung lama. 

Rekomendasi teknis berupa relokasi permukiman ke tempat yang lebih aman pun sudah disampaikan Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM sejak tahun 2017 lalu.

Meski Pemerintah Kabupaten Tegal telah menyiapkan lokasi lahan relokasi, sejumlah warga masih belum memanfaatkannya. 

Dampaknya kini puluhan rumah mengalami retak pada dinding dan ambles di bagian lantai dengan tingkat kerusakan yang bervariasi.

Kejadian bencana ini bermula pada Minggu (05/02) lalu di mana tanah gerak telah mengakibatkan 10 rumah warga rusak dan empat titik ruas jalan desa ambles dengan kedalaman 1-1, 5 meter. 

Kemudian terjadi tanah gerak susulan pada Kamis (10/02) malam yang mengakibatkan 51 unit rumah lainnya rusak.

Bupati Tegal Umi Azizah sempat meninjau lokasi bencana tersebut pada Jumat (11/02) pagi dan memberikan bantuan 51 paket sembako melalui kepala Desa Dermasuci untuk disalurkan ke warganya yang terdampak. 

Umi yang didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jaenal Dasmin mengatakan, pihaknya sebelumnya juga sudah menyiapkan lokasi relokasi yang masih dalam satu wilayah desa.

“Di tahun 2017 sudah kita siapkan lahan untuk relokasi seluas dua ribu meter persegi. Bahkan lahannya sudah disurvei juga oleh PVMBG dan dinyatakan aman dari pergerakan tanah. Di situ juga sudah kita siapkan bangunan fisik rumahnya masing-masing seluas 36 meter persegi. Tapi ternyata baru sebagian saja yang mau pindah,” kata Umi.

Dengan kejadian tersebut, pihaknya pun minta pemerintah desa setempat bisa lebih proaktif memotivasi warganya agar mau direlokasi atau mengungsi ke tempat yang lebih aman mengingat potensi terjadinya gerakan tanah susulan masih terus akan terjadi.

Kejadian gerakan tanah yang mengakibatkan kerusakan rumah sebelumnya juga pernah terjadi tahun 2014 dan 2017 silam. Di mana terdapat pola rayapan pada tanah yang dicirikan oleh adanya retakan dan amblesan.

Saat melakukan peninjauan di sejumlah titik yang mengalami ambles dan retak, Umi juga menemukan permasalahan berupa lahan yang sudah beralih fungsi. 

Menurutnya, lokasi lahan yang seharusnya berupa tanaman keras sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian jagung. Hal tersebut menurutnya menjadikan tanah cepat gembur dan jenuh air saat turun hujan.

“Kondisi tanah pelapukan di sini tebal, kelerengannya yang cukup terjal dengan struktur geologi intensif yang menyebabkan batuan mudah rapuh, maka tanah di sini sangat mudah bergerak,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: