Mau Nginep di Wadas Tapi Bungkam Siapa Kontraktor Andesit, Pengamat: Skenario Politik Murahan Ganjar

Mau Nginep di Wadas Tapi Bungkam Siapa Kontraktor Andesit, Pengamat: Skenario Politik Murahan Ganjar

Temuan Komisi III DPR RI terkait gejolak di Desa Wadas, Purworejo, Jateng dianggap belum serius dtindaklanjuti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Sebelummya penolakan penambangan andesit untuk pembangunan Bendungan Bener di Purworejo sempat menimbulkan gejolak warga dan aparat keamanan. Alih-alih mencari solusi, Ganjar malah melakukan dialog dengan warga, Minggu (13/2).

Bahkan, Ganjar berencana menginap di rumah warga untuk menyerap aspirasi warga Desa Wadas Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. "Saya yakin rembugan hari ini belum memuaskan bapak ibu warga Desa Wadas."

"Begitupun saya, masih ingin mendengar lebih banyak lagi. Maka tadi saya minta izin jika dalam waktu dekat akan kembali lagi ke Wadas untuk menginap, alhamdulillah diizinkan," kata Ganjar melalui akun Twitternya, Minggu (13/2) malam.

IIronisnya apa yang dilakukan Ganjar dengan menemui warga Wadas, tidak lantas menjawab temuan Komisi III DPR RI. Yakni tentang siapa kontraktor penggarap penambangan batu andesit.

Menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, padahal, perihal ini merupakan bagian dari transparansi yang harus disampaikan Pemprov Jawa Tengah.

"Ini skenario politik murahan dari Ganjar. Cukuplah, bukan ini solusinya. Pemprov harus buka siapa kontraktor batu andesit ini. Dari temuan DPR, mereka (Pemprov Jateng) bungkam," ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/2).

Menurut Jerry, cara dialog Ganjar sia-sia karena warga sekitar sudah terlanjur mendapat perlakuan yang tak manusiawi dari Pemprov Jateng.

"Nasi sudah jadi bubur, tiba-tiba tanpa pengawal Ganjar datang ke Desa Wadas dan berencana menginap bersama warga Wadas," katanya.

Bagi Jerry, warga Wadas telah dilukai Pemprov Jateng dan akan sulit untuk diobati. Karena dia melihat seharusnya tidak memaksa apabila tak mendapat kata sepakat dari warga untuk proyek penambangan batu andesit tersebut.

"Pemaksaan adalah kehendak yang bertentangan dengan hak asasi manusia (HAM)," demikian Jerry. 

Salah seorang warga Desa Wadas, Mukti mengungkapkan, rasa terima kasih pada Ganjar yang datang langsung ke desanya, dan mendengarkan keluhan warga.

Dia juga mengizinkan Ganjar untuk datang lagi dan menginap di rumah warga. "Tentu kami mengizinkan, kalau Pak Ganjar mau datang dan menginap di desa kami," ucapnya.

Mukti juga mengapresiasi Ganjar yang mau datang sendirian ke desanya untuk mendengarkan cerita dari warga. "Kami senang, karena pak Ganjar mau datang sendiri, tanpa pengawalan dan mendengarkan cerita dari masyarakat secara langsung,” kata Mukti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: