Habib dan Ulama di Purworejo Ajak Warga Wadas Tolak Hoaks, Polisi Warning Akun Tukang Provokasi
Ramainya isu melalui media sosial terkait proses pengukuran lahan di Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, Jateng menjadi perhatian tokoh-tokoh setempat.
Habib Hasan bin Agil Ba'bud misalnya. Tokoh yang dituakan di antara kiai dan ulama di Kabupaten Purworejo itu mengaku sangat prihatin.
"Sebagai tokoh agama dari Purworejo, saya prihatin dan sedih. Pemberitaan di media sosial tidak sesuai dengan kenyataan tentang kegiatan pengukuran lahan di Desa Wadas," ungkap Habib Hasan melalui tayangan video yang dikutip radartegal.com, Kamis (10/2) malam.
Menurutnya, program pemerintah dengan pendampingan dari aparat yang dilakukan di Desa Wadas, tidak bertujuan untuk menyengsarakan rakyat. Ataupun merampas hak rakyat.
"Jadi insyaallah semua ada manfaat dan maslahatnya," tuturnya.
Habib meminta agar masyarakat menyudahi miskomunikasi dan misinformasi yang berkembang di media sosial. Menurutnya, hal tersebut hanya akan merugikan masyarakat.
"Kami insyaallah lebih mengerti, karena kami di Kabupaten Purworejo dan dekat dengan kami. Bukan kami (dari wilayah) tetangga, bukan hidup di luar Jawa. Kebetulan kami juga tahu persis daerah sana (Wadas dan sekitarnya)," tambah salah seorang ulama kharismatik tersebut.
Tak lupa Habib berterima kasih kepada para petugas yang sudah menjalankan tugasnya. Demi kelancaran kegiatan pengukuran lahan di Desa Wadas.
"Kita hanya bisa mendoakan semoga semua diberi petunjuk dan hidayah dari Allah SWT. Dengan niat supaya bangsa dan negara Indonesia lebih maju, tidak tertinggal dari negara lain dan rakyatnya lebih tertata," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Ittihadul Muballighin Ponpes Lirboyo di Purworejo, Muhammad Faqih Muqodam. Dia mengimbau masyarakat agar bisa memfilter, mana berita yang hoaks dan asli.
"Saya mengajak masyarakat, utamanya dari Purworejo untuk tidak terprovokasi berita-berita hoaks. Proyek pemerintah dalam membangun Bendungan Bener adalah untuk kesejahteraan rakyat," tuturnya.
Diharapkan kepada masyarakat agar jangan mau diadu domba dengan berbagai berita yang dipelintir demi kepentingan tertentu. "Berpandai-pandailah dalam menerima dan memfilter berita yang beredar karena kita hidup di era digitalisasi," demikian ucap ulama muda tersebut.
Terkait banjirnya konten hoax dan provokatif, Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menegaskan pihaknya amat prihatin dengan adanya akun-akun provokatif dan postingan hoax tentang situasi desa Wadas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: