Jokowi Pindahkan Ibukota, Aktivis Petisi 28: Kenapa yang Diajak Bicara Investor Asing?
Rencana pemerintah Joko Widodo memindahkan ibukota negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur terus mendapat sorotan.
Kali ini dari Aktivis Petisi 28 Haris Rusly Moti yang mempertanyakan
kabar bahwa ibukota negara dijadikan objek investasi.
Padahal, lanjut dia, ibukota negara merupakan wilayah strategis pertahanan negara yang di dalamnya terdapat objek vital seperti Istana Negara, Gedung Parlemen, Markas Besar TNI dan Polri, Kantor BIN dan sebagainya.
Belum lagi, sambung dia, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Mohammed Bin Zayed akan gelontorkan uang miliaran dolar untuk bangun IKN.
“Persoalan pindah ibukota negara itu persoalan nasional bangsa kita. Mestinya seluruh elemen dan komponen rakyat diajak bicara. Kenapa malah yang diajak bicara hanya investor asing semata? Mana mau investor asing yang profit oriented itu diajak terlibat membangun pertahanan negara di IKN?” ujar Haris Rusly Moti.
Dikutip dari RMOL, Haris mengungkap, sebagaimana dikatakan salah satu orang dekat Presiden Jokowi, Andrinof Chaniago, salah satu alasan mendasar memindahkan ibukota negara ke Kalimantan Timur untuk mengatasi ketimpangan antar wilayah.
“Persoalannya, belum ada kajian yang matang sebab utama berlanjutnya sentralisasi dan ketimpangan antar Jawa dengan luar Jawa,” kata Haris Rusly Moti kepada wartawan di Jakarta, Minggu (6/2).
Haris miris, rakyat Indonesia seluruhnya ibarat kerbau yang dicucuk hidungnya. Dipaksa menerima kebijakan sepihak pemerintah untuk memindahkan ibukota negara.
“Mereka bilang alasannya matang tapi kita sebagai warga negara tak pernah baca, apalagi diajak diskusi tentang IKN,” ujar Haris Rusly. (Rtc/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: