Pengen Belajar Pengentasan Kemiskinan, Gubernur Sumbar Datangi Ganjar

Pengen Belajar Pengentasan Kemiskinan, Gubernur Sumbar Datangi Ganjar

Kamis (27/1), Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah membawa sejumlah pejabat teras di lingkungan Pemprov Sumbar untuk datang ke Jawa Tengah dan belajar terkait percepatan pengentasan kemiskinan.

Rupanya, kesuksesan Jawa Tengah menurunkan angka kemiskinan dengan program-program unggulan menarik perhatian Provinsi Sumatera Barat. 

Rombongan dari Sumbar yang dipimpin Mahyeldi ditemui langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sekitar di Gradhika Bhakti Praja sekitar pukul 11.00 WIB. 

Tidak hanya sendiri, Ganjar juga mengajak sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemprov Jateng untuk menjelaskan berbagai persoalan teknis di lapangan.

“Kedatangan kami ke Jawa Tengah menemui pak Ganjar karena melihat banyak prestasi yang telah diukir Jateng dalam berbagai hal, makanya kami datang ke sini untuk belajar salah satunya terkait penanganan kemiskinan,” kata Mahyeldi.

Menurut dia, angka kemiskinan di Sumbar meningkat tajam saat pandemic melanda. Tentu diperlukan langkah cepat untuk mengatasi itu. 

Dirinya melihat Jawa Tengah telah melakukan tindakan-tindakan cepat untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan.

“Di Jateng ini Pak Ganjar sudah melakukan banyak hal, memberdayakan BUMN melalui CSR nya, Baznas, menggerakkan OPD beliau untuk bersama-sama mengatasi kemiskinan. Ini tentu pengalaman baru bagi kami yang bisa diterapkan di Sumbar,” jelasnya.

Banyak prestasi yang telah didapatkan Jateng khususnya terkait penanggulangan kemiskinan. Untuk itu, Mahyeldi mengatakan Sumbar tidak salah datang ke Jateng untuk belajar terkait hal itu.

“Keberhasilan Pak Ganjar menjadi cerminan kami untuk membangun Sumbar menjadi lebih baik lagi. Apalagi beliau ini kan sudah senior, sudah periode kedua jadi gubernur. Saya kan baru setahun, jadi harus banyak belajar,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, persoalan kemiskinan memang menjadi momok setiap kepala daerah selama pandemi. 

Di Jateng saja, lanjut dia, angka kemiskinan naik tajam periode September 2019.

“Pak Wapres beberapa waktu lalu datang ke Jateng dan meminta kita menyelesaikan kemiskinan ekstrem hanya dalam waktu tiga bulan. Ada lima kabupaten yang menjadi pilot project, dan dari pusat hanya diberi top up sebesar Rp300 ribu. Saya katakan, itu kurang, karena rumahnya harus layak, ada fasilitas air bersih, listrik dan lain yang harus dipenuhi sebagai pemenuhan indicator,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya menggenjot pengentasan kemiskinan dengan berbagai program. Di antaranya rehabilitasi rumah tidak layak huni, penyediaan fasilitas air bersih, jamban, listrik dan lainnya.

Sumber: