Omicron Semakin Merajalela, Luhut Minta WNI Tahan Diri Tidak ke Luar Negeri

Omicron Semakin Merajalela, Luhut Minta WNI Tahan Diri Tidak ke Luar Negeri

Sebaran virus Covid-19, utamanya varian Omicron kembali melonjak. Karenanya warga negara Indonesia diminta menahan diri untuk tidak keluar negeri.

Koordinator PPKM Pulau Jawa dan Bali, Luhut Binsar Panjaitan meminta langsung hal itu saat jumpa media secara virtual menyampaikan perkembangan pandemi Covid-19, Senin (10/1).

Luhut mengurai bahwa kasus konfirmasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) mendominasi proporsi kasus harian di Indonesia, hingga menyebabkan kenaikan kasus aktif dan perawatan pasien di Jawa-Bali.

“Pada 9 Januari lalu misalnya di Jakarta, dari 393 kasus yang terjadi hampir 300 kasus di antaranya disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri. Kami mohon teman-teman sekalian menahan diri untuk tidak ke luar negeri, kecuali urusan sangat-sangat penting,” tegasnya.

Luhut menyampaikan varian Omicron telah menyebar di 150 negara di dunia. Sebagian besar di antaranya menginfeksi berbagai negara maju hingga mencapai puncaknya dan lebih tinggi dari gelombang sebelumnya, yakni varian Delta.

Pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian khusus sejak awal Nataru kemarin kepada para pelaku perjalanan ini.

"Langkah pengetatan pintu masuk akan terus dipertahankan untuk mencegah masuknya varian Omicron yang akan menyebar luas ke masyarakat,” imbuhnya.

Di sisi lain, meski jumlah kasus meningkat, namun jumlah kematian di Jawa-Bali cukup terjaga dengan baik. Hanya satu kematian selama Bulan Januari yang ditemukan di Jakarta. Selain itu kasus konfirmasi di provinsi lainnya relatif terjaga meski terdapat sedikit kenaikan kasus di Bali, Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Daerah pun juga kembali meningkatkan jumlah testing dan tracing dalam seminggu terakhir, utamanya di sebagian besar wilayah aglomerasi Jawa Bali.

"Dari membaiknya pekerjaan testing dan tracing tadi memberikan dampak yang baik terhadap asesmen level yang sebelumnya sempat memburuk. Berdasarkan assessmen 8 januari, terdapat 29 kabupaten/kota yang kembali masuk ke Level 1. Namun perubahan level baru akan kami lakukan minggu depan,” tutupnya. (rmol/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: