Sobat Hebat
Syukurlah. Ada tiga investasi besar di bidang baterai di Indonesia: dua lithium, satu solid-state. Tiga-tiganya melibatkan LG Korea Selatan.
Memang saya sempat ragu. Dua atau tiga. Lalu saya cek lagi di media seperti Detik.com. Kesimpulan saya: tiga. Sebab, Menteri Investasi Bahlil jelas-jelas menyebutkan: yang bekerja sama dengan PT IBI itu menyangkut investasi USD Rp 8,5 miliar. Sedang yang di Karawang itu USD 1,1 miliar.
Bedanya lagi: yang dengan PT IBI itu —yang USD 8,5 miliar itu— dibangun bersama LG Chem Ltd. Sedang yang di Karawang itu dengan LG Energy Solution
Tapi anehnya yang di Karawang itu juga melihatkan PT IBI —di samping dengan pabrik mobil Hyundai.
Wallahualam.
Biar pun LG Energy Solution sudah menemukan solid-state, bukan berarti balapan di arena ini berakhir. Jepang, Jerman, dan Tiongkok masih tidak akan menyerah.
Solid-state tampaknya akan mengakhiri era lithium —seperti juga lithium dulu mengakhiri era baterai basah. Tentu lithium akan terus hidup seperti juga baterai basah yang sampai sekarang masih punya pasar.
Era baru solid-state itu juga sekaligus menyalip apa yang pernah diumumkan sendiri, dengan bangga, oleh Prof John Goodenough.
Prof Goodenough, guru besar di Texas, adalah penemu baterai lithium —bersama Prof Akira Yoshino dari Jepang. Itu terjadi di tahun 1985. Sejak itu —sampai 35 tahun kemudian— belum ada lagi penemuan baru di bidang baterai. Yang ada adalah perbaikan-perbaikan.
Prof Goodenough adalah ahli fisika, material, dan ilmu komputer. Akhir tahun ini umur Goodenough genap 100 tahun.
Tiga tahun lalu ia bikin kejutan. Di umurnya yang sudah 96 tahun ia menemukan lagi teori baru: koreksi terhadap lithium. Yang kemampuannya tiga kali lebih besar dengan harga sepertiga lebih murah.
Waktu itu, ketika ditanya kapan penemuannya itu akan bisa dibeli di pasaran, jawabnya sangat optimistis: tiga tahun lagi. Berarti sekarang ini.
Kok bisa begitu cepat? Bukankah ketika menemukan lithium dulu perlu waktu puluhan tahun untuk sampai tahap produksi?
Prof Goodenough punya jawaban yang masuk akal: "Waktu itu salah saya sendiri. Lithium dulu memang perlu waktu lama sebelum bisa diproduksi" katanya.
Di mana salahnya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: