Teks Pembunuh
Sejak pagi Inyoung mencarinya. Lewat HP. Tidak direspons. Bahkan HP Alexander dalam posisi off.
Yang membuat Inyoung kian jengkel kelihatannya adalah ini: tidak diketahui Alexander lagi di mana, lagi dengan siapa, lagi ngapain. Posisi GPS di HP-nya juga di-off-kan.
Inyoung terus saja mengirim teks. Seperti tiada henti. Yang terus dipersoalkan adalah lagi di mana. Dengan siapa.
Alexander berumur 21 tahun saat itu.
Inyoung berumur 22 tahun –dengan status baru saja drop out dari Boston Collage.
Sekitar jam 07.00, HP Alexander on. Tiga jam lagi ia akan diwisuda. Ia menjawab WA Inyoung. Tapi posisi GPS-nya tetap off. Di balasannya itu Alexander mengatakan ia lagi tidak dengan siapa-siapa. "Saya cinta Inyoung. Dan hanya Inyoung," tulisnya. "Tadi malam dengan kamu itu sangat mengesankan. Saya cinta Inyoung," tambahnya.
Inyoung kelihatannya tidak termakan balasan yang manis itu. Inyoung terus mempersoalkan lagi di mana Alexander. Juga lagi dengan siapa.
Yang ditanya tidak menjawab. Inyoung terus mengejarnya, lewat teksnyi. "Kamu lagi di kamar siapa?" tanya Inyoung. Sambil terus mengirim teks caci maki. Inyoung juga terus mendamprat Alexander. Inyoung juga mengatakan lebih baik Alexander bunuh diri saja. Tidak berguna.
Alexander memang pernah menyatakan lebih baik bunuh diri daripada ditinggal Inyoung. Itulah yang terus disinggung Inyoung setiap kali mereka bertengkar.
Rupanya Alexander sumpek membaca bombardemen Inyoung lewat WA itu. Tiba-tiba ia sudah berada di tempat yang tinggi itu. Kali ini GPS-nya di-on-kan. Inyoung pun tahu di mana lokasi itu: di sebuah tempat parkir bertingkat. Di dekat Colombus Evenue. Di pusat kota Boston. Kira-kira 20 menit di sebelah timur kampus Boston Collage di Chesnut Hill Reservation.
Inyoung panik. Dia langsung memesan Uber. Juga terus mengirim teks kepada Alexander. Teksnya pakai huruf besar semua. Tidak ada yang direspons.
Dia pun menghubungi keluarga Alexander. Juga mengirim denah di mana lokasi itu. Saudara Alexander pun bergegas ke gedung parkir tersebut.
"Tunggu. Aku dalam perjalanan. Tunggu. Please. Please. Please. Jangan lakukan itu. Biacaralah dengan aku," begitu kurang lebih bunyi teksnyi. Teks aslinya bukan saja pakai huruf besar semua, juga banyak yang salah ketik. Kelihatan sekali Inyoung lagi panik.
Akhirnya ada balasan dari Alexander. Pendek saja: ia hanya cinta Inyoung. Sampai napas terakhirnya. Ia sudah siap meninggalkan siapa saja.
Inyoung terus meneleponnya. Tidak diangkat. Tapi HP Alexander tetap on. Demikian juga posisi GPS-nya. Inyoung terus mengirim teks senada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: