Prajurit TNI dan Istrinya yang Tewas Loncat dari Hotel, Tinggalkan Bayi dan Balitanya di Kamar

Prajurit TNI dan Istrinya yang Tewas Loncat dari Hotel, Tinggalkan Bayi dan Balitanya di Kamar

Tindakan prajurit TNI bersama istrinya yang loncat dari lantai 6 hotel di Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor masih menjadi buah bibir warga sekitar.

Apalagi ternyata prajurit TNI yang belakangan diketahui adalah Kopda H Napitupulu dan istrinya SE Sitanggang (30) diduga kuat bunuh diri, dengan meninggalkan dua anaknya di kamar hotel.

Dua anak itu masih balita, yakni ZFN yang saat ini berumur 4 tahun dan seorang bayi berinsial EIDN yang baru berusia dua bulan. Kedua anak malang itu ditinggal papa dan mamanya di dalam kamar 609.

Prajurit TNI dan istrinya itu nekat loncat dari lantai 6 Hotel Grand Hill Puncak. Dari sejumlah informasi, keduanya sebelumnya sempat ribut, dan meninggalkan dua balitanya di kamar 609.

Pasangan suami istri ini ditemukan tewas di pelataran hotel Grand Hill di Kawasan Puncak tepatnya di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin dini hari (20/12).

Warga di kawasan Tugu Utara, Cisarua Puncak sontak dikagetkan dengan aksi nekat dua pasangan suami istri itu. Jazad prajurit TNI dan istrinya itu kali pertama ditemukan oleh petugas hotel. 

Kedua jazad pasutri tersebut selanjutnya dibawa ke RS Ciawi untuk diautopsi. Sang suami berinisial H Napitupulu merupakan anggota TNI berpangkat kopda, sedangkan istrinya SE Sitanggang merupakan seorang ibu rumah tangga.

Dari informasi yang dihimpun, HP diduga mendorong sang istri hingga terjatuh dan kemudian anggota TNI AD ini melompat bunuh diri.
Kapolsek Cisarua Kompol Supriyanto membenarkan adanya penemuan dua mayat di hotel di wilayah kerjanya.

“Betul, cuma tadi yang olah TKP bersama dengan Denpom. Kita serahkan ke Denpom,” kata Kapolsek Cisarua, Kompol Supriyanto.

Diketahui, pasangan suami istri itu, masuk ke hotel, Minggu (19/12) sekitar pukul 18.00 WIB dengan membawa dua orang anak. “Lompatnya tadi dini hari sekitar jam 1 pagi. Anaknya ada di kamar. Tapi yang lompat suami istri itu,” kata Supriyanto.

Supriyanto juga mengonfirmasi bahwa pasangan suami istri itu, merupakan keluarga TNI. Sehingga olah TKP pun dilakukan oleh Denpom TNI AD.

Informasi yang dihimpun, pasangan suami istri itu tidak melompat bersamaan. Melainkan sang istri lebih dahulu, baru kemudian disusul sang suami.

“Kami sudah serah terima dengan teman-teman dari Denpom, setelah olah TKP tadi,” kata Supriyanto. (cek/pojoksatu/zul)

Sumber: