Aipda Kenari

Aipda Kenari

Kini Ariyanto lagi diperiksa Provos Gorontalo.

Pemeriksaan oleh Provos itu hanyalah yang menyangkut pelanggaran disiplin Polri. Yakni Ariyanto itu tidak pernah masuk kantor. Setidaknya sudah selama enam bulan terakhir. Dalam istilah kemiliteran itu dianggap melakukan desersi.

Provos akan menyerahkan hasil pemeriksaan itu ke pimpinan Polri. Pimpinanlah yang akan menjatuhkan sanksi. Misalnya: dipecat dari kepolisian.

Setelah itu, untuk urusan investasinya, mengikuti aturan hukum sipil. Bukan wewenang Provos lagi. Itu pun kalau ada yang mengadukannya secara pidana.

Para korban biasanya pilih tidak mengadu, asal uang bisa kembali.

Kapolseknya sendiri juga sudah diperiksa Provos di Gorontalo. Dugaan kesalahannya: membiarkan anak buah tidak masuk kantor. Juga tidak melaporkannya ke atasan —bahwa ada anak buah yang melanggar disiplin seperti itu.

Para korban sendiri masih bingung. Tidak ada keterangan apa pun yang bisa mereka dapat. Yang beredar justru foto-foto rumah bagus. Dari berbagai kota. Termasuk foto rumah artis Jennifer Dunn di Jakarta. Menurut yang beredar di medsos itu rumah-rumah tersebut dibeli Ariyanto —dari dana investasi masyarakat.

FX Family mulai beroperasi tahun lalu. Dikendalikan dari kota kecamatan yang begitu terpencil nun di pedalaman Gorontalo. Lalu FX Family ngetop sekali awal tahun ini. Lantas bikin geger bulan lalu: ketika pembayaran bunga mulai tersendat. Memang gila. Tingkat bunga yang ditawarkan FX Family 27 sampai 30 persen setiap bulan.

Menurut penelusuran Riyan, Aipda Ariyanto sebenarnya mendapat rumah dinas di Paguat. Yakni di belakang rumah dinas Kapolsek —di sebelah pagar Mapolsek. Namun sejak tahun lalu Ariyanto sudah tidak pernah terlihat di rumah dinas itu. Ia juga jarang terlihat di tempat tugasnya. Sibuk dengan bisnis investasinya. Tanpa status cuti atau mengundurkan diri.

Mungkin mereka memang kurang pekerjaan. Paguat termasuk kecamatan yang aman. Jarang ada kasus kriminalitas di sana. Paling pencurian kayu hutan. Kalau toh sering ada pencurian kelapa, yang mencuri adalah kepiting. Tidak bisa ditangkap polisi.

Di sana ada jenis kepiting yang sangat berbeda: yakni kepiting yang makanan utamanya kelapa. Nama kepiting itu Anda sudah tahu: Kepiting Kenari. Yang di Surabaya/Jakarta harga satu ekornya di atas Rp1 juta.

Satu restoran di Surabaya menjual satu porsi kepiting kenari dengan harga Rp 2,5 juta.

Kepitingnya besar. Kalau malam biasa memanjat pohon kelapa. Langsung menuju tandan buah kelapa. Sabut kelapa itu dikupas dengan supitnya. Tempurung yang begitu keras pun bisa dipecahkannya. Lalu kepiting itu makan daging kelapanya.

Di Amerika Serikat ada satu restoran khusus kepiting yang istimewa. Ke mana pun saya pergi sering ke restoran itu. Saya terkesan dengan menunya yang serba kepiting. Juga langsung hafal tiga kata yang tertulis di kaus pelayannya: Peace, Love & Crabs. Love dan Crabs dijadikan satu rangkaian. Itu karena make love tanpa gigitan crabs kurang peace. Ingat: crabs. Bukan satu crab.

Sekarang kepiting kenari kian langka. Harga yang tinggi membuat perburuan kepiting kenari gila-gilaan. Padahal mengirim kepiting kenari dari Gorontalo ke Jawa harus pakai kerangkeng besi. Kalau pakai kotak kayu pasti jebol. Maka jangan mengartikan crabs dalam kaitan dengan love tadi dengan kepiting kenari: tempurung saja bisa dipatahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: