Impor Beras Nihil Tapi Impor Gandum Besar, Fuad Bawaazier: Sama Aja Boong, Siapa yang Untung?
"Impor Beras Nihil" judul berita sebuah koran nasional edisi, Rabu (1/12) kemarin, dikomentari mantan Menteri Kuangan (Menkeu), Fuad Bawazier, Kamis (2/12). Fuad meminta sebaiknya kita jangan terlena dengan berita itu.
Alasan Fuad, pemberitaan itu sama sekali tidak atau belum mencerminkan negara kita sudah swasembada pangan. "Mengapa? Sebab pengganti beras (rice substitition) yaitu gandum, masih kita impor belasan juta ton tiap tahunnya," kata Fuad Bawazier.
Artinya, imbuh Fuad, jika tidak ada gandum impor yang dipakai untuk membuat roti, mi instan, biskuit, dan lain-lainnya, pastilah Indonesia kurang atau krisis pangan.
Dengan kata lain, rinci Fuad, kita belum bisa membanggakan diri dengan tidak impor beras. Ditegaskan Fuad, justru kondisinya semakin berbahaya karena sebenarnya semakin meningkatkan atau ketagihan kita pada pangan impor yang belum ditanam di Indonesia.
"Jadi tambahan kebutuhan pangan pokok (karena bertambahnya jumlah penduduk dan lain-lain) ditutupi dengan semakin besarnya impor gandum," beber Fuad lagi.
Yang dikhawatirkan, papar Fuad, saat ini justru ada pola pergeseran pangan dari beras ke gandum. sehingga yang naik adalah impor pangan nonberas atau gandum.
"Sama aja boong. Jadi apa yang mau dibanggakan jika gandumnya sebagai pengganti beras masih juga import?" tanya Fuad
Ditambahkan Fuad, impor produk nonberas seperti gandum yang besar importirnya juga belum tentu Bulog. "So, siapa yang diuntungkan dari bisnis impor gandum ini?"
Padahal, menurut Fuad, di Thailand dan Vietnam yang rakyatnya juga doyan sekali makan mi, mereka masih menggunakan beras sebagai bahan bakunya. (zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: