Ingatkan Prajurit TNI di Papua, Jenderal Dudung: Jangan Sedikit pun Berpikir untuk Membunuh
Prajurit TNI yang bertugas di Papua diminta menyayangi masyarakat setempat. Selain itu, tentara juga jangan sampai menyakiti hati warga.
"Jangan sedikit pun berpikir untuk membunuh. Kalian harus sayang masyarakat. Kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua. Kamu harus baik pada masyarakat Papua, jangan menyakiti hati mereka," tegas KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Markas Batalion Raider 754/ENK20/3 Kostrad Timika, Papua, Selasa (23/11).
Dudung menyebut kedatangannya ke Papua untuk mendengarkan masukan dari prajurit. Selain itu mencari solusi atas engatasi kesulitan yang dihadapi angggota dalam melaksanakan tugas operasi di Papua.
"Satgas tidak harus memerangi KKB. Mereka perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus. Karena mereka adalah saudara kita. Keberhasilan dalam tugas bukan diukur dengan dapat senjata. Namun bagaimana saudara kita bisa sadar dan kembali ke pangkuan NKRI," papar mantan Pangkostrad ini.
Tolok ukur keberhasilan tugas seorang prajurit, lanjut Dudung, jika mereka disayangi, dicintai, dibanggakan, serta dikagumi rakyat Papua. "Bila kalian selesai Satgas dan masyarakat menangisi kalian, berarti kalian sudah berhasil merebut hati dan simpati masyarakat Papua," pungkas Dudung.
Sebelumnya saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR, Panglima TNI Andika Perkasa juga menyampaikan ingin menggunakan diplomasi militer dan pendekatan humanis dalam menyelesaikan persoalan di Papua.
Ini pula yang dibahas Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa menyambangi Mabes Polri di Jakarta, Selasa (23/11) kemarin. Pembahasan dengan Kapolri adalah tentang cara penanganan masalah-masalah di Papua.
Menurutnya, hal itu diperlukan agar tidak terjadi tumpang-tindih tugas antara TNI dan polisi di Papua. "Ini kami bahas cukup detil. Nanti saya akan ke Papua. Sekaligus Papua termasuk daerah yang cakupan vaksinasinya di bawah 50 persen," pungkasnya.
Sementara itu, Listyo Sigit Prabowo mengatakan, diperlukan perubahan paradigma terhadap pola-pola penanganan terhadap beberapa gangguan kriminalitas seperti di Papua, Poso, dan lain-lain.
"Tentunya, kedua instansi itu perlu terus memperkuat sinergi dan soliditas dalam menjalankan tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," papar mantan ajudan Presiden Joko Widodo ini. (rh/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: