PDI Jazuli

PDI Jazuli

Sedang di kampus 1, satu kamar diisi 25 orang, masing-masing dapat 1 kasur di lantai. Kamar itu, di siang hari, untuk kelas. Lebih 2.500 santri di kampus 1 ini.

Jazuli ingin mengembangkan pesantren internasional dengan ciri khas Indonesia. Bukan internasional yang kebarat-baratan atau ke Arab-araban.

Cara itu tentu dinilai sebagai pemberontakan terhadap sistem di mainstream NU. Ia tidak peduli. Ia begitu ingin umat Islam berorientasi ke kemajuan. Ke masa depan. Termasuk dalam melihat semua hal.

Itulah sebabnya Jazuli kurang sepaham dengan ulama muda NU yang lagi ngetop sekarang: Gus Baha'. Yang dari Rembang itu. Yang ia anggap terlalu berorientasi ke hukum agama masa lalu.

Belakangan Jazuli sebenarnya ingin memperbaiki hubungannya dengan Gus Baha'. Terutama menjelang muktamar NU di Lampung bulan depan.

"Sudah bisa bertemu?" tanya saya.

"Saya sudah ke Jawa Tengah. Sudah ke Rembang. Tapi belum bisa bertemu," katanya.

Menghadapi muktamar NU itu Jazuli memang ingin mengegolkan ide ini: agar muktamar menarik kembali putusan kembali ke khittah itu. "Relevansinya sudah berubah. Sesuai di zaman Orde Baru. Tidak sesuai lagi sekarang," katanya.

Dengan pencabutan itu semua warga NU bisa diarahkan memilih PKB. "Kata orang, warga NU itu 60 juta. Kok partainya orang NU hanya dapat 9 persen?" katanya. "Padahal kalau PKB dapat suara 20 persen NU bisa mengatur negara ini," tambahnya.

Bukan berarti Jazuli terjun ke politik. Ia tidak mau jadi apa pun di NU maupun di PKB.

Ia sudah pernah terjun ke politik: Jazuli inilah yang mendirikan cabang PDI-Perjuangan di Kairo, Mesir. Ia pula yang menjadi ketuanya.

"Berarti punya kartu anggota PDI-Perjuangan?" tanya saya.

"Punya. Waktu itu. Sudah lama mati," katanya.

Sepulang dari Mesir, Jazuli jadi pengusaha. Di Jakarta. Sukses. Lalu dipanggil pulang ayahandanya. Mulailah ia bangun Bina Insan Mulia. Sepenuh hati. Tidak toleh sana-sini. Konsentrasi di pendidikan. Sampai menghasilkan mutu pendidikan yang tinggi: sudah terlihat hasilnya kini.

Sikap modernnya itu juga ia wujudkan di rumah tangga. Ia kiai yang istrinya tetap satu. Dengan enam orang anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: