Kelola Stunting, Kepala Desa dan Istrinya Ditantang Pakai Data

Kelola Stunting, Kepala Desa dan Istrinya Ditantang Pakai Data

Angka stunting di Jawa Tengah yang masih tinggi sekitar 24 persen, sangat memprihatinkan semua pihak. Apalagi di 2030-2040 mendatang, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang harus dikelola sebaik-baiknya.

Jawa Tengah sendiri bertekat menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di 2024 mendatang. Pernyataan ini diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bali Diklat Keluarga Berencana (KB) Ambawawa, Elyana, Jumat (22/10).

Saat menjadi salah seorang nara sumber Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana Bersama Mitra DPR RI Komisi IX di Balai Desa Balapulang Wetan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal, Elyana mengatakan stunting bisa dicegah. Utamanya saat balita masih berada di rentang 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

“1.000 HPK ini sama saja dengan dua tahun sehingga kemudian dikenal juga istilah balita dua tahun atau baduta. Di usia-usia ini penderita stunting masih bisa dikelola,” katanya.

Utamanya dengan pemberian makanan-makanan yang baik dengan gizi seimbang. Juga harus dipastikan kebutuhan air bersih, sanitasi lingkungan, dan kondisi kesehatan lainnya.

Elyana tak menampik tidak mudah untuk merealisasikan target penurunan angka stunting. Tetapi dengan dukungan semua stake holder, dia optimis, penurunan angka stunting di Jawa Tengah dari 27 menjadi 14 persen di 2024 nanti bisa diwujudkan.

Senada dengan Elyana, Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Aryani mengatakan pentingnya penanganan stunting dan ibu hamil (bumil) berisiko tinggi di Kabupaten Tegal. Polisi yang akrab disapa DeAr itu, di Dapil Jateng IX yang diwakilinya, memang masih tinggi angka stuntingnya.

“Utamanya di Kabupaten Tegal dan Brebes. Itulah sebabnya secara kontinyu, saya memberikan bantuan biskuit sebagai makanan tambahan bagi balita,” ungkapnya.

Untuk lebih mengefisiensikan programnya, saat ini pemberian biskuit-biskuit itu langsung diserahkan kepada jepala desa-kepala desa. Harapannya, distribusi ke keluarga-keluarga yang mempunyai balita akan semakin massif dan cepat.

Tidak hanya pemberian makanan tambahan, DeAr juga memprogramkan peningkatan kesejahteraan dan perekonomian keluarga. Saat ini, selain program stimulus pembiayaan padat karya, dia juga memberikan bantuan 8.000 bibit unggul buah-buahan untuk 100 desa di Kabupaten Tegal.

Bibit unggul buah-buahan yang diprediksi akan mulai berproduksi tiga tahun lagi itu, diharapkan bisa dimanfaatkan warga. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan asupan buah-buahan, tapi juga bisa dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan warga.

“Sengaja buah-buahan yang diserahtermakan itu disesuaikan dengan karakteristik desanya masing-masing. Sehingga bisa lebih produktif dan menghasilkan,” tambahnya.

DeAr mewanti-wanti kepala desa (kades) dan istrinya untuk turun langsung memastikan kondisi kesehatan warga, utamanya balita dan bumil berisiko tinggi. Jika ada gejala stunting, DeAr meminta segera berkoordinasi dengan pihak terkait agar segera bisa ditangani.

Kepala Dinas P3AP2KB Eliya Hidayah yang diwakil Sekdin P3AP2KB, Tambudi mengakui dinasnya juga sedang memaksimalkan penanganan stunting di Kabupaten Tegal. Apalagi, penderita stunting hampir merata di 18 kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: