Ursula Delima

Ursula Delima

Sebagai profesional, Ursula seorang dokter yang kemudian menjadi ekonom. Sebagai politikus, dia sudah menjabat lima jenis jabatan menteri –termasuk menteri pertahanan. Sebagai wanita dia juga sukses menjadi ibu rumah tangga: anaknya 7 orang. Hanya dari satu suami yang juga seorang dokter –pewaris keluarga bisnis besar sejak kakeknya.

Media Barat dan Timur sepakat: Afghanistan sedang kritis. Secara ekonomi. Bantuan seperti yang diputuskan Ursula sangat vital. Tapi pemerintahan Taliban 2.0 menginginkan Amerika yang harus lebih membantunya. Terutama dicairkannya akses keuangan di perbankan yang dibekukan.

Sejauh ini memang tidak terjadi kekejaman-kekejaman dari Taliban 2.0 seperti dikhawatirkan bisa terulang. Memang sesekali masih terjadi ledakan bom di sana. Tapi justru Taliban 2.0 yang jadi sasaran kekerasan itu. Pelakunya: ISIS-Khorasan. Giliran Taliban yang ekstrem kini jadi sasaran kekerasan kelompok yang lebih ekstrem.

Amerika-Eropa sejauh ini terlihat puas pada sikap keras Taliban 2.0 terhadap ISIS-Khorasan. Bahkan Afghanistan menyatakan sanggup mengatasi ISIS-Khorasan sendirian. Tidak usah dibantu Amerika.

Kekuatan ISIS-Khorasan memang tidak besar: sekitar 5.000 orang. Hanya Rusia yang menyebut angka 10.000. Eropa justru hanya memperkirakan 1.000 orang.

Mereka berpusat di salah satu provinsi paling kecil di Afghanistan: Nangarhar. Khususnya di distrik Achin.

Provinsi Nangarhar berada di bagian timur Afghanistan. Dekat perbatasan Pakistan.

Itu jauh sekali dari provinsi Khorasan di bagian timur Iran.

Semula saya kira ada dua provinsi yang bernama Khorasan. Satu, Khorasan yang di Afghanistan, satunya lagi Khorasan yang di Iran. Mereka berdekatan.

Ternyata tidak. Tidak ada provinsi Khorasan di Afghanistan. ISIS-Khorasan ternyata tidak ada hubungan sama sekali dengan Khorasannya Iran.

Bahwa di Afghanistan mereka menggunakan nama ISIS-Khorasan itu bagian dari mimpi masa lalu. Di kawasan itu pernah ada negara Khorasan yang jaya. Wilayahnya luas sekali. Mencakup Iran, Afghanistan, sebagian Pakistan, Uzbekistan, Tajikistan, dan sekitarnya.

Maka ketika ISIS-Khorasan mendeklarasikan diri sebagai negara kekhalifahan Islam, klaim wilayahnya sampai India dan Sri Lanka. Karena itu setiap kali ada bom di Pakistan, India atau Sri Lanka selalu ISIS-Khorasanlah yang mengaku bertanggung jawab.

Termasuk ketika minggu lalu ada bom besar yang meledak di salah satu masjid di Kunduz, utara Kabul. Lebih 100 orang meninggal. ISIS-Khorasan mengaku sebagai pelakunya.

Masjid itu masjid syiah. Kota Kunduz memang terletak di negara bagian Kunduz yang mayoritas penduduknya suku Hazara yang Syiah.

Bom itu membuat Taliban 2.0 disorot dari dua arah: apakah Taliban bisa menumpas ISIS-Khorasan dan apakah Taliban punya komitmen untuk melindungi minoritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: