Pemilik Rumah dan Pengusaha Ancam Gugat Pembangunan Malioboro-nya Tegal

Pemilik Rumah dan Pengusaha Ancam Gugat Pembangunan Malioboro-nya Tegal

Setelah pedagang dan mahasiswa, kini giliran para penghuni dan pengusaha bereaksi terkait pembangunan City Walk di kawasan Jalan Ahmad Yani. Mereka mengancam akan melakukan gugatan terhadap penataan kawasan itu menjadi Malioboro-nya Tegal. 

Humas Perkumpulan Penghuni dan Pengusaha Jalan Ahmad Yani (P3Jaya) Kota Tegal Agustino mengatakan tidak ada yang buruk dari perubahan itu. Hanya saja perubahan yang akan mempengaruhi nasib 200 Iebih penghuni dan pemilik rumah di kawasan itu, harus dipikirkan dengan matang dan bijaksana. 

"Apalagi situasi sudah cukup buruk di tengah pandemi bagi para pengusaha, penghuni, dan pendatang yang menggantungkan hidupnya di jalan sepanjang 750 meter ini," katanya. 

Menurut Agustino, mengubah kawasan niaga menjadi wisata tidak semudah itu. Perilaku masyarakat akan berubah, pola ekonomi, lalu lintas dan lainnya. 

"Dari mudah parkir menjadi kesulitan. Lalu lintas juga akan berubah dan banyak lagi perubahan lainnya," tandasnya. 

Agustino mengatakan, di lokasi itu tidak hanya ada pedagang makanan, banyak pelaku usaha lainnya. Seperti bengkel mobil, motor, toko besi, gerabah, listrik, pakaian, alat olah raga dan berbagai macam lainnya. 

"Tentu tidak asal saja mengubah konsep suatu jalan menjadi City Walk, apalagi tanpa kantong parkir yang jelas," tandasnya. 

Belajar dari kawasan Jalan Teri, kata Agustino, yang berubah dari pusat kuliner menjadi mati total. Itu, gara-gara diubah konsepnya menjadi city walk. 

"Di sana hanya ada usaha yang sama, yaitu kuliner dan dalam sekejap jalan itu menjadi kota mati. Hanya gerbang besar putih dan paving block jadi saksi sejarah, dulu ada Jalan Teri yang ramai pedagang makanan," tandasnya. 

Agustino menegaskan, perubahan tidaklah buruk. Hanya saja ketika dilakukan tanpa kejelasan konsep dan mimpi semata dengan mengatasnamakan pembangunan hanya akan mencederai penghuninya. 

"Kami takut masyarakat Kota Tegal lainnya menganggap kami menghalangi pembangunan. Tetapi kami ingat, di Jalan Ahmad Yani ini kami mencari makan dan mengais rezeki demi menjaga asa," ujarnya. 

Dengan alasan itulah, tegas Agustino, pihaknya akan melakukan gugatan. Itu, demi mempertahankan sumber ekonomi yang ada di Jalan Ahmad Yani itu. 

"Menang atau kalah, ini adalah periuk nasi kami, jadi kami akan pertahankan. Mungkin kami tidak berdaya, tetapi saat ini kami telah bersatu dan memutuskan untuk berjuang agar aspirasi kami didengar," pungkasnya. (muj/ima)

Sumber: