Masuk Kalangan Tidak Mampu, Dua Nenek Jompo Dipastikan Dapat BLT DD dan Jadup

Masuk Kalangan Tidak Mampu, Dua Nenek Jompo Dipastikan Dapat BLT DD dan Jadup

Kades Kalisoka Kecamatan Dukuhwaru memastikan dua warganya yang jompo mendapat bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD) dan jaminan hidup (Jadup). 

Hal itu dikatakan Kades Kalisoka Ahmad Dumeri saat dimintai keterangan soal dua 
nenek jompo yang hidup serumah di RT 04 RW 05 Desa Kalisoka, Sabtu (25/9).

Kedua nenek jompo ini dipastikan sudah mendapatkan BLT DD dan Jadup dari pemerintah pusat. Nenek Tamah (94) dan Ridah (90) sejak lama telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Desa Kalisoka. Sebab dua nenek yang masih saudara kandung itu sekarang tidak bisa mencari nafkah. 

"Ridah sudah tidak mampu untuk berjalan jauh. Padahal sebelumnya menjadi tulang punggung keluarga sebagai pencari sisa gabah usai panen di sawah," katanya.

Setiap ada bantuan, tambah Ahmad Dumeri, dua nenek itu selalu diprioritaskan. Warga sekitar juga sangat peduli dengan mereka. Sejak BLT DD dikucurkan pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020, nenek Tamah rutin mendapatkan bantuan sebesar Rp300 ribu perbulan. Sedangkan di tahun 2021, giliran nenek Ridah yang mendapatkan BLT DD. 

Selain itu, dua nenek tersebut juga mendapatkan Jadup tiap bulan sebesar Rp250 ribu. 

"Ada warga yang suka rela membantu memasak dan membersihkan rumah nenek itu. Walaupun keduanya sudah tidak bisa apa-apa, namun banyak yang peduli,” tambahnya.

Sementara itu, Nenek Ridah mengaku sangat bersyukur dengan perhatian Pemerintah Desa Kalisoka dan warga sekitar. Selama ini, pemerintah desa selalu memberikan bantuan berupa uang dan sembako. 

Bahkan, Kades Dumeri kerap mengirimkan makanan untuk dirinya. Warga sekitar juga suka membantu kalau rumah bocor dan rusak. Dua nenek itu saat ini tinggal di sebuah rumah tua. 

Kondisinya cukup layak karena beberapa tembok terlihat sudah diperbaiki. Namun, karena keduanya sulit beraktivitas, sehingga terkesan kurang rapih. 

Nenek Ridah yang sebelumnya bekerja mengumpulkan gabah usai panen padi itu, kini hanya bisa tinggal di rumah. Keterbatasan jalan, pendengaran, dan penglihatan membuatnya hanya bisa beraktivitas di sekitar rumah. Sementara mbah Tamah hanya bisa duduk.

Kebutuhan mereka selain dibantu relawan Panti Jompo keliling, juga warga sekitar dan pemerintahan desa. (guh/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: