Yusril Bela Kubu Moeldoko Gugat Partai Demokrat ke MA, Andi Arief: Yusril Sedang Bangun Fiksi terhadap SK Menk

Yusril Bela Kubu Moeldoko Gugat Partai Demokrat ke MA, Andi Arief: Yusril Sedang Bangun Fiksi terhadap SK Menk

Pakar hukum tata negara, Prof Yusril Ihza Mahendra disebut Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Andi Arief tengah membangun fiksi. Itu setelah Yusril memutuskan menjadi penasihat hukum kubu Demokrat Moeldoko dalam guguatan baru ke Mahkamah Agung (MA).

Dalam gugatan itu, Yusril akan melakukan uji formil dan materiil AD/ART Partai Demokrat kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Yusril menyatakan, diirnya juga sudah mendapat persetujuan dari empat orang bekas kader Partai Demokrat yang kini berada di kubu Moeldoko.

Menanggapi langkah tersebut, Andi Arief menyebut bahwa apa yang dilakukan Yusril bukan merupakan terobosan hukum. Itu disampaikan Andi Arief melalui aku Twitter pribadinya, @Andiarief__, Kamis (23/9) malam.

“Bukan terobosan hukum, tetapi Prof @Yusrilihza_Mhd sedang membangun fiksi terhadap SK Menkumham soal beberapa pasal AD/ART yang sudah disahkan resmi oleh negara,” tulis Andi Arief sebagaimana dikutip PojokSatu.id, JUmat (24/9).

Kendati demikian, Andi Arief memastikan pihaknya siap menghadapi guguatan uji formil dimaksud. “Dalam waktu dekat tim hukum Partai Demokrat akan menjawab dan siap menghadapi,” tegasnya.

Staf Khusus Presiden era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini bahkan mengaku sudah mempelajari AD/ART Partai Bulan Bintang (PBB). Dalam AD/ART PBB itu, kata Andi Arief, Majelis Tinggi di PBB bernama Majelis Dewan Partai. 

“Tanpa persetujuan Majelis Dewan Partai, maka tidak ada muktamar, Muktamar Luar biasa. Oligarki?” tanya dia.

Ia pun mempertanyakan pernyataan Yusri yang menyebut kekosongan hukum menilai AD/ART. “Menurut AD/ART PBB disebut bahwa mahkamah partai adalah penafsir terakhir konstitusi partai. Lalu yang kosong apa ya?” tandasnya. 

Pengurus DPP Partai Demokrat, Taufiqurrahman bahkan mengaku sudah tidak lagi hormat dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB). “Hilang respek dan hormat saya ke Pak Yusril, ketika dia memutuskan untuk jadi kuasa hukum begal partai,” tuturnya, Jumat (24/9).

Taufiqurrahman tidak tahu celah mana yang akan dipakai Yusril. Hanya saja, dia memastikan bahwa Demokrat tidak akan mundur selangkahpun dalam menghadapi Yusril.

Sebagai orang yang masih mempunyai nurani, Yusril diminta untuk mengundurkan diri dari posisi penasiha hukum kubu Moeldoko. (pojoksatu/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: