Pesanan Kapal Selam Dibatalkan oleh Australia, Prancis Merasa Terhina dan Dibohongi
Pemerintah Prancis mengaku terhina dan dibohongi, karena pembatalan pesanan kapal selam buatan negara Eropa itu yang bernilai puluhan miliar dolar AS oleh Australia.
Akibatnya, hubungan Prancis dengan Australia dan AS kini berada dalam krisis. Keputusan Canberra itu menyebabkan Paris harus menarik para utusan diplomatiknya dari kedua negara sekutu tersebut, Jumat (17/9) lalu.
“Kami memanggil duta besar kami untuk konsultasi adalah tindakan politik yang serius yang menunjukkan intensitas krisis hari ini antara kedua negara kami dan juga dengan Australia,” kata Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, kepada televisi France 2 dikutip, Senin (20/9).
“Ada tipu muslihat, penghinaan, dan kebohongan. Kalian tidak bisa bermain seperti itu dalam sebuah aliansi,” sambungnya.
Sebelumnya, Australia pada Kamis (16/9) mengumumkan bahwa pihaknya akan membatalkan kesepakatan 2016 dengan Grup Angkatan Laut Prancis terkait pembangunan armada kapal selam konvensional.
Sebagai gantinya, negeri kanguru akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi AS dan Inggris. Rencana itu tertuang dalam kesepakatan keamanan trilateral antara Australia, AS, dan Inggris.
Le Drian mengatakan, Presiden Prancis Emmanuel Macron sampai sejauh ini belum berbicara dengan Presiden AS Joe Biden tentang masalah kapal selam tersebut. Le Drian pun menilai tindakan dan gaya politik Biden yang tak terduga itu sama saja dengan pendahulunya, Donald Trump.
Le Drian juga mengkritik sikap oportunisme Inggris yang ikut bergabung dengan Amerika Serikat dan Australia dalam kesepakatan kapal selam itu. Dia menyebut London tak ubahnya “ban cadangan” dalam ksesepakatan trilateral tersebut. (fin/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: