1.540 Kota Amal yang Diduga Berisi Dana untuk Aksi Terorisme Disita Densus 88 Antiteror
Sebanyak 1.540 kotak amal disita Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri. Ribuan kotak amal tersebut disita karena diduga sebagai wadah penggalangan dana terorisme.
Kabag Penum Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan ribu kota amal tersebut disita dari lokasi penggeledahan di kantor LSM Syam Organizer di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
“Jadi penggeledahannya itu kemarin, hari Minggu di kantor Sekretariat Yayasan Syam Organizer Jabar,” ujar Ahmad dalam keterangannya, Senin (16/8).
Ditegaskannya, kotak-kotak amal tersebut tidak disita dari masjid-masjid. Namun, dari kantor tersebut. “Jadi bukan kami ambil di tempat-tempat masjid. Di kantor, cuma yang diamankan itu banyak, ada 1.540 celengan,” tambahnya.
Sayangnya, Ramadhan belum mau membeberkan secara rinci terkait metode pendanaan terorisme menggunakan amal dari lembaga tersebut.
Diketahui, sebelumnya Densus 88 juga pernah menggeledah kantor Syam Organizer di Kumendaman, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, pada Minggu (4/4).
Berdasarkan profil lembaga yang diunggah situsnya, syamorganizer.og, lembaga itu telah berdiri sejak 2013 silam. Cikal bakal Syam Organizer adalah sebuah event organizer (EO) yang mengadakan roadshow tabligh akbar.
Sebelumnya Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap puluhan terduga teroris dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), selama empat hari operasi. Lima orang masih dinyatakan buron.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divis Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan Tim Densus 88 Antiteror menangkap 48 tersangka terorisme di 11 provinsi.
Penangkapan tersangka terorisme dari kelompok JI dan JAD ini dilakukan selama empat hari sejak 12 hingga 15 Agustus 2021. Namun, dari total target operasi, sebanyak lima teroris masih buron.
"Dari 48 tersangka yang diamankan, terbagi menjadi 2 jaringan kelompok yaitu jaringan Jamaah Islamiyah sebanyak 45 tersangka dan jaringan media sosial Jamaah Ansharut Daulah sebanyak 3 tersangka," katanya, Senin (16/8).
Dijelaskannya, beberapa target operasi yang belum ditangkap berada di empat wilayah yaitu Sumatera Utara (Sumut), Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim) dan Maluku. (gw/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: