Ini Kata Kemenkes Kenapa Hasil PCR Antar Lab Bisa Berbeda? Ternyata...
Hasil tes polymerase chain reaction (PCR) bisa berbeda antara satu laboratorium dengan yang lainnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil tes PCR pembanding berbeda.
Di antaranya merek alat PCR berbeda, merek reagen, hingga perbedaan tingkat kedalaman pengambilan sampel swab PCR.
"Seberapa besar terjadi perbedaan, saya kira kalau kami berpegang pada ahli itu sangat mungkin. Jadi kemungkinannya ada cuma seberapa besar, saya belum tahu," kata Koordinator Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Prambudi di Jakarta, Jumat (16/7).
Dia menjelaskan, perlu diketahui tes pembanding itu adalah jika sampel tes COVID-19 diambil di hari yang sama dengan laboratorium berbeda. "Namun, jika sampel tes PCR diambil pada hari berikutnya, itu tes ulang," imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Abdul Muhari menyatakan pelaku perjalanan internasional, baik WNA maupun WNI yang menjalani karantina di hotel berhak melakukan tes PCR pembanding.
"Kami sampaikan bahwa dari surat kasatgas nomor B 84 a, disebutkan setiap WNI atau WNA yang melakukan karantina memiliki hak untuk melakukan tes pembanding di tiga laboratorium yang sudah direkomendasikan," jelas Muhari.
Ketiga laboratorium tersebut adalah Laboratorium Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, laboratorium RS Polri, dan laboratorium Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.
"Kami harapkan dengan klarifikasi ini tidak ada lagi pemberitaan yang menyebutkan bahwa tidak boleh yang karantina atau dilarang untuk mendapatkan tes pembanding. Itu hak mereka dan itu kita jamin sepenuhnya," tegas Muhari.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Polri dan TNI ikut mengawasi secara ketat proses distribusi 300 ribut paket obat Covid-19 dan vitamin yang diinisiasi Presiden Joko Widodo.
"Jumlah paket obat yang dibagikan cukup banyak, tahap pertama mencapai 300.000 paket obat. Karena itu saya minta kepolisian bersama TNI agar mengawasi dengan ketat paket obat tersebut," kata Sahroni di Jakarta, Jumat (16/7).
Dia meminta pembagian obat-obatan tersebut tetap diawasi dengan ketat dan dipastikan distribusinya berjalan dengan baik. Selain itu Sahroni meminta proses administrasi dipermudah sehingga bisa sampai pada warga yang benar-benar membutuhkan.
"Proses distribusi paket obat Covid-19 itu harus diperhatikan dengan baik dan alurnya harus dipermudah atau dipersingkat agar sampai kepada para pasien positif tepat waktu," ujarnya.
Sahroni mengapresiasi pemerintah yang telah meluncurkan 300 ribu paket obat Covid-19 dan vitamin secara gratis kepada pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman).
Menurut dia, kebijakan tersebut merupakan suatu langkah positif pemerintah karena banyak warga yang terpaksa menjalani isoman karena tidak terlayani di rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: