Konvalesen Victoria

Konvalesen Victoria

Sebenarnya, kata Jeffrey, belum ada satu pun obat yang khusus untuk Covid. Obat apa pun, yang dianggap bisa membantu mengatasi, akan diberikan.

Obat apakah sebenarnya actemra itu? Ternyata itu obat yang biasanya diberikan untuk orang yang sakit rematik.

"Berarti seperti obat cacing itu ya, Dok.... ?" sela saya.

"Iya, seperti itu juga actemra," katanya.

Tidak semua pasien Covid boleh disuntik actemra. Ada syarat khususnya. "IL-6 nya harus di atas 40," ujar Jeffrey.

IL-6 adalah penanda terjadinya peradangan yang berat akibat badai sitokin. Badai sitokin terjadi akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus Covid-19.

Berarti pemberian actemra itu sudah sesuai dengan yang dikatakan Jeffrei. IL-6 Sulaiman Yusuf 113.

Saya dulu tidak sampai disuntik actemra. Hasil pemeriksaan IL-6 saya normal: 5,7. Seminggu kemudian turun lagi menjadi 1,9 (standarnya adalah 0-7). Hanya saja D-Dimer saya di atas Sulaiman: 2.600 –sampai pekan lalu masih 1.760.

Selasa pagi itu, Ivon Sulaiman, putri sulung Sulaiman Yusuf, terbang dari Atambua ke Surabaya. Telat. Beberapa jam sebelum Ivon mendarat di Juanda, sang ayah meninggal dunia.

Keluarga Atambua ini memang membuat keputusan: masa tua ayah mereka harus tinggal di kota besar. Agar kalau sakit mudah mencari rumah sakit. Kebetulan salah satu anaknya, Vivi, tinggal di Surabaya. Vivi dulunya kuliah teknik kimia di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Ivon pun kuliah di situ.

Sang ayah memang punya kelainan jantung. Sejak lahir. Tapi selalu bisa diatasi dengan minum obat. Selebihnya, Sulaiman sehat sekali. Juga aktif berolahraga. Ketika masih di Atambua ia aktif di berbagai organisasi. Sampai menjadi ketua Kadin Atambua.

Ivon ketularan sang ayah. Ketika lulus dan kembali ke Atambua dia aktif di berbagai organisasi. Termasuk menjadi pengurus MKGR dan Golkar.

Sulaiman sudah vaksin dua kali. Demikian juga istrinya –yang sama-sama berumur 75 tahun. Tapi sopir dan dua pembantunya belum vaksin.

Suatu saat sang sopir demam. Seisi rumah melakukan tes: semua negatif. Lalu sang ayah menyusul meriang. Tidak menyangka itu Covid. Ia tetap berkebun di belakang rumahnya di Surabaya Timur.

Tiga hari kemudian sang sopir masuk rumah sakit: positif Covid. Seisi rumah kembali melakukan tes. Semua positif –kecuali istri Sulaiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: