Guci Tutup, Pegawai Porapar Ikut Jualan Sayuran dan Manisan Milik Pedagang dari Obyek Wisata

Guci Tutup, Pegawai Porapar Ikut Jualan Sayuran dan Manisan Milik Pedagang dari Obyek Wisata

Pegawai Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Porapar) Kabupaten Tegal berjualan sayur dan manisan milik pedagang di Obyek Wisata Guci. 

Hal itu dilakukan sebagai imbas kebijakan Pemkab Tegal menutup sementara obyek wisata selama dua minggu, terhitung sejak 10 sampai 23 Juni 2021 untuk menekan penularan Covid-19.

Kepala UPTD Pengelolaan Obyek Wisata Guci Ahmad Abdul Khasib, Sabtu (19/6) mengatakan, penutupan obyek wisata membuat sejumlah pelaku usaha ikut terdampak. Termasuk pedagang sayur di Guci yang biasa menjual hasil buminya pada wisatawan. 

Sebagai alternatifnya, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal berinisiatif membantu penjualan komoditas sayur milik pedagang tersebut langsung ke konsumen. 

"Gayung bersambut, lewat Gerakan Peduli Pedagang (GPP), ratusan paket sayur dari pedagang Guci berhasil terjual setiap harinya," katanya. 

Dinas Porapar hanya ingin membantu agar dampak dari penutupan obyek wisata tidak sampai mematikan pendapatan pedagang yang mengandalkan penghasilan harian. Karena sejak mendengar adanya rencana penutupan obyek wisata, dirinya segera berkomunikasi baik di lingkup internal maupun bersama komunitas pedagang di Obyek Wisata Guci. 

"Meskipun baru penjual sayur, buah dan manisan karena komoditas ini cenderung mudah busuk, tidak bisa disimpan untuk jangka waktu lama," tambahnya.

Penjualan sayuran ini awalnya hanya untuk melayani pemesanan internal di lingkup instansi pemerintah daerah saja dengan cara pesan antar. Namun sekarang melebar hingga instansi swasta. 

Dinas menitip pesan untuk dibantu menjualkan paket sayuran tersebut antarteman. Namun, kian waktu permintaan terus meningkat hingga menjangkau kawan-kawan di intansi swasta khususnya di Kota Slawi. 

Setiap paket sayuran dijual seharga Rp15 ribu, sedangkan untuk buah dan manisan dijual antara Rp15 ribu hingga Rp100 ribu, tergantung kesepakatan pedagang dengan pemesan. 

Pihaknya juga tidak mengambil untung dari transaksi penjualan sayuran tersebut karena niatnya hanyalah membantu meringankan beban warga pedagang sayur Guci. 

Melihat animo konsumen yang melonjak tajam, terhitung sejak Senin (14/6) lalu, skema penjualannya diubah menjadi direct selling atau penjualan langsung. 

Konsumen dapat membelinya di halaman belakang kantor Disporapar Kabupaten Tegal dari pukul 11.00 WIB sampai 15.00 WIB. Setiap harinya, tidak kurang 172 paket sayuran dan puluhan kilogram buah serta manisan terjual habis. 

Di sini, sayuran sudah dikemas dalam bentuk paket oleh pedagang yang isinya aneka jenis sayuran segar. Jadi konsumen tidak bisa memilih semisal untuk jenis sayuran tertentu saja, harus satu paket.

Sumber: