Setelah Pancasila Giliran Hasyim Asy'ari yang Hilang, DPR: Bukan Kesalahan Biasa yang Bisa Diremehkan
Anggota Komisi X DPR RI, Fahmy Alaydroes menanggapi Kemendikbud di bawah pimpinan Nadiem Makarim yang kembali membuat heboh dengan tidak mencantumkan pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari dalam kamus sejarah Indonesia jilid 1.
“Baru saja melalaikan kurikulum Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam PP No 57 Tahin 2021, kini Kemendikbud menghilangkan nama pendiri ormas islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkannya,” terangnya, Selasa (20/4).
Padahal, lanjut Fahmy, KH Hasyim Asyari punya peran besar dan sangat penting dalam sejarah kebangkitan nasional hingga mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Beliaulah yang menggelorakan semangat umat Islam (Resolusi Jihad fi sabilillah) melawan Pasukan Belanda dan Inggris yang mau kembali menjajah Indonesia,” imbuhnya.
Ini, kata Fahmy, bukan kesalahan biasa yang bisa diremehkan. “Pertama, nama beliau (KH Hasyim Asy’ari) terlalu besar ketokohannya dan jasanya untuk dilupakan,” tegasnya.
Kedua, tambahnya, lembaga sepenting Kemendikbud terlalu naif, ceroboh dan terlalu untuk membuat kesalahan ini.
“Ketiga, yang menimbulkan pertanyaan publik, mengapa kesalahan-kesalahan yang dilakulan tim Kemendikbud di bawah pimpinan Nadiem kerap dilakukan terhadap issue yang sangat mendasar dan sensitif (?),” tanya Fahmy.
Di tengah suasana kebangsaan dan kesatuan yang masih ‘meradang’ ini, lanjut Fahmy, beberapa kali kesalahan yang dilakukan Kemendikbud terhadap issue yang prinsip dan sensitif.
“Sungguh sangat disayangkan. Semoga menjadi peringatan dan pembelajaran,” tegas Fahmy. (khf/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: