Lima Korban Tewas Kebakaran Matraman Akan Dimakamkan Dalam Satu Liang Lahat
Lima korban kebakaran di Jalan Pisangan Baru III RT 06 RW 10 Matraman, Jakarta Timur, yang merupakan satu keluarga akan dimakamkan satu liang lahat. Jenazah akan dimakamkan di kampung halamannya di Sumatera Barat.
Satu keluarga yang menjadi korban kebakaran di Matraman yakni Beni Siswanto (44), Nova (42) dan ketiga anaknya, Silvanny Aliya Nabila (21), Beyva Alilya Azahra (15), dan Benno Siswanto (9). Mereka adalah pendatang asal Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
"Mereka tinggal di kontrakan tersebut sudah lama, sekitar 10 tahun. Seluruh keluarga meninggal dunia tidak sempat menyelamatkan diri," kata salah satu kerabat dari Beni dan Nova, Gepridoni, di Rumah Duka RSCM Jakarta Pusat, Kamis (25/3).
Dijelaskannya, jenazah Beni dan Nova, serta tiga anaknya akan dibawa ke Kayu Tanam, Padang Pariaman. Saat ini, seluruh kerabat tengah mengurus dokumen kematian keluarga Beni dan Nova untuk kemudian dibawa ke Padang Pariaman menggunakan pesawat maskapai Citilink.
Dari pengakuan kerabat, Beni dan Nova hanya memiliki kerabat dan saudara jauh di Jakarta. Sementara seluruh keluarga dekat berada di Padang Pariaman.
Kerabat lainnya, Fendi, yang juga teman alumni SMP dan teman satu kampung, Beni mengatakan bahwa keluarga di Kayu Tanam sudah menyiapkan pemakaman.
"Kuburannya sudah digali, sudah siap dengan kedatangan jenazah. Nanti akan dibuatkan lebih lebar, karena akan dimakamkan dalam satu liang untuk lima peti," kata Fendi.
Sementara itu, Nanang, salah satu salah satu korban selamat peristiwa kebakaran yang terjadi, Kamis (25/3) pagi, itu mengaku sempat menerobos kobaran api untuk menyelamatkan anak dan istri yang terjebak dalam kobaran api.
"Saya sempat nyiram seember. Anak saya gotong, tapi istri masih di dalam. Saya masuk lagi terobos api, saya tarik istri saya," ujarnya.
Dikatakannya saat itu dirinya terbangun, karena mendengar teriakan kebakaran dari luar rumah kontrakannya. Kondisi api sudah mulai membesar dan membakar rumah kontrakan tetangga di sebelahnya.
"Di rumah tetangga itu api sudah keluar, di rumah saya belum," kenangnya.
Bahkan dirinya juga sempat berusaha memadamkan api yang membakar sepeda motor yang terparkir. Namun karena kobaran api sudah membesar, dia pun memilih menyelamatkan diri dengan membawa anak dan istri terlebih dulu.
Dia sedih karena, tetangga kontrakan tidak bisa menyelamatkan diri lantaran api sudah telanjur membesar. Posisi kontrakan berada di pojok gang buntu. "Yang pojok sebenarnya bisa keluar. Mungkin karena masih tidur nyenyak," imbuhnya. (gw/ant/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: