Kepala Sekolah dan Tiga Gurunya Tewas Dalam Bus Maut, SMP IT Al-Muawwanah Hanya Sisakan Seorang Guru
15 siswa yang ikut dalam rombongan ziarah menjadi korban kecelakaan Bus Pariwisata Sri Padma Kencana, Rabu (10/3) malam. Delapan murid adalah siswa SMP IT Al Muawwanah, sisanya tujuh orang merupakan murid SMA IT Daarussuud.
“Informasi yang saya terima, siswa yang usia SMP dan SMA ada 15 orang. Sebanyak delapan orang meninggal,” katanya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang, Tatang Komara mengatakan ada .
Tatang menyampaikan kegiatan ziarah itu bukan acara siswa, melainkan acara yayasan yang menaungi sekolah tersebut. Yang ikut rombongan, papar Tatang, bukan hanya siswa dan guru, tetapi juga orangtua siswa dan masyarakat lainnya.
Tatang menyampaikan jumlah siswa di SMP IT Al-Muawwanah sebanyak 33 orang. Selain kepala sekolah sekaligus pimpinan ponpes, Ustaz Jejen Juraezin, tiga orang guru di sekolah itu juga meninggal dunia dalam kecelakaan bus maut di Sumedang tersebut.
Sementara itu, kecelakaan maut jatuhnya Bus Pariwisata Sri Padma Kencana di tanjakan Cae, Sukajadi, wado, Sumedang, Jabar, Rabu (10/3) lalu, menyisakan duka mendalam. Di antaranya, dialami bocah lima tahun bernama Ismi, yang selamat dari tragedi memilukan itu.
Ismi merupakan anak Ustaz Jejen Juraezin, pimpinan rombongan ziarah ke Pamijahan, sekaligus pimpinan ponpes, dan kepala SMP IT Al Muawwanah Desa Pakuhaji, Subang. Ustaz Jejen sendiri bersama istrinya dan adik Ismi tewas dalam kejadian bus nahas itu.
Kini Ismi dalam perawatan medis di RSUD Sumedang, karena mengalami luka pada bagian kakinya. Saat ini Ismi telah sadar, namun masih dalam perawatan medis dan mendapatkan pendampingan dari psikolog termasuk dari polwan.
Perwakilan dari Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) Zia Ulhaq mengaku intens berkomunikasi dengan guru Raudatul Athfal (TK) Ismi yang ikut memonitor kondisi Ismi di RSUD Sumedang.
“Alhamdulillah putri pimpinan Ponpes dan Kepala SMP IT Al Muawwanah ananda Ismi selamat, namun sekarang Ismi sebatang kara atau yatim piatu,” kata Zia kepada wartawan, Jumat (12/3).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Zia, Ustad Jejen bersama keluarganya duduk di bagian depan, termasuk Ismi. Sehingga Ismi tahu persis bagaimana kecelakaan lalu lintas yang merenggut 29 nyawa itu terjadi.
“Informasi dari gurunya, Ismi duduk di depan, dia tahu persis saat mobil itu masuk ke jurang dan terguling,” katanya. “Makanya untuk upaya pemulihan, Ismi didampingi psikolog, mengingat umurnya juga yang masih anak-anak,” ungkap Zia lagi.
Ia berharap kondisi, Ismi serta korban lain yang masih menjalani perawatan berada dalam kondisi baik. Sementara itu, usai kejadian nahas di Sumedang, SMP IT Al Muawwanah yang berlokasi di Kampung Pasirlaja Desa Pakuhaji, kini hanya menyisakan seorang guru. (pojoksatu/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: