Dear Bupati Pemalang, Petugas Pengangkut Sampah Ingin Upahnya Naik Setara UMK karena Tak Pernah Libur

Dear Bupati Pemalang, Petugas Pengangkut Sampah Ingin Upahnya Naik Setara UMK karena Tak Pernah Libur

Pukul 07.00 WIB, Muhammad Rifai (39), warga Kelurahan Kebondalem Kecamatan Pemalang sudah harus meninggalkan istri dan anaknya yang masih balita untuk bekerja. 

Berbekal sepatu boot dan penutup kepala, ia mendatangi tempat-tempat pembuangan sampah untuk menguras sampah dan mengangkutnya dengan armada truk.

Rifai adalah salah satu dari ratusan tenaga honorer pengangkut sampah di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang. Tidak jarang Rifai dan kawan-kawanya harus bergumul dengan tumpukan sampah saat kondisi hujan deras, maupun ketika cuaca terik menyengat tubuh mereka.

Pekerjaannya memang jauh dari kata libur, sebab sehari saja sampah tidak diangkut, bisa dibayangkan berapa banyak sampah yang akan menumpuk di TPS.

"Setiap hari masing-masing kita dapat jatah membersihkan di tiga sampai empat lokasi, Sabtu-Minggu tetap berangkat, untuk libur paling kalau lebaran," kata Rifai, Senin (8/3). 

Kepada reporter radartegal.com, dia juga sempat membagikan pengalamanya ketika berada di lapangan. 

Dia bilang, resiko paling sering dihadapi saat mengangkut sampah adalah bertarung melawan tusuk sate. Sebab sampah tersebut seringkali mengancam kakinya.

"Walaupun pakai sepatu, sampah tusuk sate bisa tembus kaki, sering mengalami itu kalau di lapangan, teman saya masih ada yang sakit karena terkana tusuk sate," ucap dia. 

Selain itu, dia dan kawan-kawannya juga kadang berhadapan dengan warga yang tempramental dan gemar memarahinya, lantaran dinilai tidak bersih saat mengangkut sampah. Padahal menurutnya, itu karena sampah yang mereka buang jauh dari lokasi tempat pembuangan.

Tetapi rupanya, beban pekerjaan yang tinggi tersebut, belum sebanding dengan upah yang diterimanya. Sebulan dia mendapat bayaran Rp. 1,1 juta. 

Menurutnya, bila dihitung-hitung, jumlah itu masih belum mencukupi kebutuhan keluarganya. Untuk menopang itu, agar kompor di rumahnya tidak mogok, dia dan kawan-kawanya mesti banting tulang cari kerja sampingan, entah berdagang atau nyambi jadi makelar. 

Rifai dan kawan-kawannya pun kini berharap,  dengan adanya bupati Pemalang yang baru semoga bisa membawa kesejahteraan para honorer pengangkut sampah ke arah yang lebih baik lagi. 

"Kita berharap upah bisa naik setara UMK, kalau enggak, ya paling tidak jangan terpaut jauh lah," katanya. 

Totalnya ada 215 petugas honorer pengangkut sampah di Kabupaten Pemalang. Terdiri dari petugas pengangkut dan sopir armada. Setiap hari mereka bekerja mengangkut sampah untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir. (sul/zul)

Sumber: