Tingkat Kematiannya Hingga 75 Persen, Virus Nipah Bisa Jadi Pandemi Mengerikan Berikutnya

Tingkat Kematiannya Hingga 75 Persen, Virus Nipah Bisa Jadi Pandemi Mengerikan Berikutnya

Virus Nipah berpotensi menjadi pandemi selanjutnya. Virus dari kelelawar buah itu yang diidentifikasi di China dilaporkan memiliki tingkat kematian hingga 75 persen. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus itu dapat menyebabkan ensefalitis atau radang otak. Di mana perawatan yang biasa digunakan adalah perawatan suportif.

Laporan Access to Medicine Foundation yang dikutip The Guardian pada Sabtu (30/1) menunjukkan, virus langka tersebut disebarkan oleh kelelawar buat, yang dapat menyebabkan gejala mirip flu dan kerusakan otak.

“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat," ujar Direktur Eksekutif Access to Medicine, Jayasree J Iyer.

Wabah virus Nipah terjadi di negara bagian selatan India, Kerala, pada 2018 dan merenggut 17 nyawa. Pada saat itu, negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk sementara melarang impor buah, sayuran beku dan olahan dari Kerala sebagai akibat dari wabah di sana.

Saat itu, pejabat kesehatan percaya bahwa wabah Nipah di Bangladesh dan India mungkin terkait dengan minum jus kurma.

Laporan Access to Medicine juga menunjukkan, terdapat ketidaksetaraan luar biasa pada akses ke obat-obatan yang dapa merusak kesehatan masyarakat.

"Namun, setelah bertahun-tahun mendorong perencanaan akses, kami sekarang melihat pergeseran strategis ke arah ini," pungkas Iyer. (rmol/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: