Terdesak Kebutuhan, Petani Brebes Terpaksa Jual Hasil Panen Meski Harga Bawang Sedang Turun
Kendati sedang mengalami penurunan, sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Brebes terpaksa menjual hasil panennya dengan harga murah. Hal itu dilakukan oleh sejumlah petani lantaran terdesak kebutuhan.
Salah seorang petani di Kelurahan Limbangan Kulon, Warni mengaku terpaksa menjual hasil panennya dengan harga murah karena terdesak kebutuhan. Rencananya, dirinya akan menjual hasil panennya tersebut di Pasar Sengon Kecamatan Tanjung.
"Penurunan harga ini terjadi kurang lebih sudah satu setengah bulan. Mulai dari harga Rp20 ribu dan kini turun menjadi Rp10 ribu per kilo" kata Warni ditemui di lahannya, Rabu (6/12).
Terpisah, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes Tanti Palupi menuturkan, saat ini harga bawang merah di tingkat petani memang mengalami penurunan harga sejak bulan November 2020. Harganya saat ini Rp9 ribu sampai Rp10 ribu per kilogram. Harga tersebut jauh dari harga Break Event Point (BEP) atau harga impas.
"BEP-nya itu Rp12.900 per kilogram. Namun harga mengalami penurunan sejak satu setengah bulan lalu. Mulai harga tadinya itu Rp20 ribu, beberapa pekan kemudian turun menjadi Rp17 ribu dan turun lagi menjadi Rp14 ribu. Hingga saat ini turun lagi menjadi Rp10 ribu per kilo," ujarnya.
Disebutkannya, merosotnya harga bawang merah disebabkan karena saat ini sedang terjadi panen raya. Tidak hanya di Kabupaten Brebes, sejumlah daerah sentra penghasil bawang merah seperti Kendal, Demak, dan NTT juga tengah panen raya bawang merah. Selain itu, panen raya pada musim kali ini maju satu bulan.
Tanti menuturkan, untuk menstabilkan harga, pihaknya meminta para petani untuk menunda jual hasil panennya dengan menyimpan di gudang. Langkah ini dilakukan agar petani tidak menanggung kerugian sembari menunggu harga bawang merah merangkak naik di bulan Februari. (ded/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: