70 Persen Terisi Pasien Covid-19, ICU dan Isolasi Nasional Mengkhawatirkan

70 Persen Terisi Pasien Covid-19, ICU dan Isolasi Nasional Mengkhawatirkan

Tingkat keterisian ruang intensive care unit (ICU) dan isolasi pasien Covid-19, usai libur Natal dan tahun baru mengkhawatirkan. Ada peningkatan jumlah pasien. Bahkan, sejumlah fasilitas di daerah sudah melebih 70 persen.

"Terkait periode libur panjang Natal dan tahun baru, keterisian ruang ICU dan isolasi secara nasional ini semakin meningkat dan mengkhawatirkan," tegas jubir Satgas COVID-19, Wiko Adisasmito, di Jakarta, Selasa (5/1).

Angka keterisian ruang ICU dan isolasi hampir penuh. Daerah yang cukup disorot adalah DKI Jakarta hingga Sulawesi Tengah. "Di beberapa daerah keterisian tempat tidur ICU dan isolasi per 2 Januari 2021 sudah melebih 70 persen. Di antaranya DKI Jakarta, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah," papar Wiku.

Hal ini, lanjut Wiku, semestinya menjadi pengingat masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat. "Kita sedang dalam keadaan darurat. Ini ditandai dengan semakin menipisnya ketersediaan tempat tidur," ucapnya.

Masih adanya sisa ruang ICU dan isolasi untuk pasien Corona, juga tidak boleh dianggap enteng. Sebab, tenaga kesehatan yang gugur karena Corona, trennya juga meningkat.

"Perlu dipahami, masih tersisanya tempat tidur untuk pasien COVID-19 belum tentu bisa digunakan. Karena terbatasnya tenaga kesehatan. Sampai saat ini sebanyak 237 dokter meninggal. Jumlahnya terus meningkat, sejak Oktober 2020. Terutama di bulan Desember lalu," terangnya.

Wiku menyebut lonjakan kasus semakin meningkat secara signifikan pada liburan panjang di periode bulan November hingga Desember 2020. Wiku juga mengungkapkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) cenderung menurun selama liburan.

"Pelajaran dari Maret hingga Juli, kasus dari 1.107 menjadi 37.342 kasus. Perlu empat bulan untuk naik sebesar itu. Kemudian diikuti peningkatan testing sebesar 50 persen," tuturnya.

Selanjutnya peningkatan kasus di Indonesia meningkat dari 39.354 menjadi 66.578 kasus dalam kurun dua bulan. Yakni periode Agustus hingga Oktober dengan peningkatan kapasitas tes sebanyak 40 persen.

Selanjutnya peningkatan kasus terjadi hanya dalam kurun waktu satu bulan. Yaitu November hingga Desember. Dari 54.804 menjadi 103.239 kasus. Dia meminta masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Kuncinya disiplin protokol kesehatan. Tidak ada cara lain. Kita semua harus patuh dan melaksanakan 3M secara ketat dan konsisten," tandasnya. (rh/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: